BISNIS APOTEK SETELAH KELUARNYA PP NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
Keluarnya PP no 51 yang mengatur tentang pekerjaan farmasi sedikit banyak akan mempengaruhi cara kelola dari sebagian apotek. Meskipun pada beberapa apotek mungkin hampir tidak terpengaruh sama sekali. Apotek yang hampir tidak terpengaruh adalah apotek yang selama ini sudah menerapkan TATAP.
Secara umum cara pengelolaan apotek tidak ada perubahan, cuman yang berubah adalah keberadaan apoteker pada jam buka apotek yang lebih dituntut dengan adanya PP ini. Bila saat ini apotek sudah menggaji apoteker satu sip, dengan adanya PP ini maka apotek harus menyediakan setidaknya apoteker dua sip. Atau dengan kata lain setidaknya apotek menyiapkan 2 orang apoteker.
Dengan demikian, secara manajemen selisih biaya opresional antara sebelum ada PP dan sesudah ada PP hanya beberapa ratus ribu saja. Bila dulu menggaji AA dua orang yang masing masing sebesar UMR, sekarang bisa dikurangi satu digantikan oleh apoteker pendamping. Toh gaji apoteker pendamping selama ini tidak jauh dari UMR. Secara manajemen pengelolaan apotek tidak jauh berbeda, sehingga tidak ada alasan bagi pemilik apotek untuk tidak mematuhi PP ini.
Saat ini banyak apotek yang kesulitan menari AA, karena sangat pesatnya pertumbuhan apotek, yang salah satunya disebabkab sangat pesatnya produksi apoteker sehingga banyak dibuka apotek baru. Dengan adanya penggantian sebagian AA dengan apoteker pendamping pada sebagian apotek, maka distribusi AA menjadi lebih merata. Selama ini ada apotek yang hampir semua karyawannya AA atau mungkin malah semuanya AA, tetapi pada sebagian apotek justru tidak punya AA dan apotekernya harus bekerja penuh selama jam buka apotek.
Dengan demikian, secara umum mungkin tidak terlalu ada masalah pada pengelolaan apotek dengan adanya PP ini, tetapi pada beberapa apotek ada apoteker yang merangkap kerja diindustri yang apotekernya memang tidak pernah hadir di apotek, pada apotek seperti ini mungkin akan ada perubahan pola kelola dengan menggantikan apoteker dengan apoteker baru yang siap bekerja.
Tampilkan postingan dengan label APOTEK YANG BAIK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label APOTEK YANG BAIK. Tampilkan semua postingan
Jumat, 02 Oktober 2009
Senin, 16 Juni 2008
APOTEK YANG BAIK
APOTEK YANG BAIK
Apotek yang baik adalah apotek yang ditangani dengan baik oleh seorang atau beberapa apoteker. Bukan hanya sekedar apotek yang didesain baik atau apotek yang bangunan fisiknya baik. Disini diharapkan kedepan masyarakat lebih dapat menilai bila apotek yang baik adalah apotek yang menerapkan TATAP atau Tiada Apoteker Tiada Pelayanan. Dengan TATAP diharapkan pelayanan menjadi lebih optimal.
Saat ini masih banyak masyarakat cenderung memilih harga murah sebagai pilihan terhadap apotek, kedepan diharapkan masyarakat menjadi lebih menghargai profesi dengan lebih memperhitungkan keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat sebagai hal yang adil bila pada apotek yang baik atau standar profesi menjadi sedikit lebih mahal. Banyak alasan memang, kenapa masyarakat lebih memlih harga murah ketimbang keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat. Tetapi kedepan bila kita dapat melakukan pendidikan kesehatan kemasyarakat dengan lebih intensif, masyarakat akan lebih memilih keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat sebagai suatu kebutuhan.
Saat ini banyak apotek yang lebih mahal tetap laku meski apoteker tidak ada ditempat, dikarenakan banyak hal pula. Dan bila apotek menjual dengan pelayanan kefarmasian yang utuh dan harga menjadi sedikit mahal saya rasa masyarakat bisa memahami, karena keselamatan dalam penggunaan sediaan farmasi adalah hal yang paling penting dan harus ada dalam pelayanan kefarmasian. Tak ada untungnya murah bila pelayanan juga tidak memadai.
Masyarakat kedepan adalah masyarakat yang cerdas dan lebih bisa menilai tentang suatu pelayanan yang baik, yang tidak dapat hanya sekedar dibodohi dengan harga obat murah. Masyarakat kedepan adalah masyarakat yan lebih mementingkan arti kesehatan, jadi apalah artinya bila harga hanya selisih 2-5% tetapi kenyamanan pelayanan oleh seorang apoteker secara langsung mereka dapatkan. Saat ini sudah cukup banyak masyarakat yang kenal dengan apoteker, dan kedepan apoteker adalah seorang yang sangat dihargai karena profesinya. Seringkali penghargaan timbul dari masyarakat setelah kita menujukan apa itu profesi apoteker.
Bila kita ibaratkan membeli mobil, kita tidak mau hanya diberi mobil dan kuncinya saja, kita harus meminta pelayanan purna jualnya dan semua informasi cara penggunaan mobil dengan benar. Demikian pula pada pelayanan kefarmasian, Masyarakat tidak cukup hanya sekedar menerima obat saja tanpa petunjuk lengkap cara penggunaan sediaan farmasi tersebut. Karena dengan informasi penggunaan sediaan farmasi diharapkan penggunaan sediaan farmasi menjadi lebih tepat dan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan bila tetap terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka penanganannyapun menjadi lebih mudah.
Kesimpulan, pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker secara langsung adalah segalanya dan harus ada dalam pelayanan kefarmasian diapotek. jadi apotek yang baik adalah apotek yang dikelola secara baik oleh apoteker yang berkompeten secara langsung dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi sehinga tujuan-tujuan apotek seperti pendidikan kesehatan masyarakat dan lain-lain dapat tercapai.
Apotek yang baik adalah apotek yang ditangani dengan baik oleh seorang atau beberapa apoteker. Bukan hanya sekedar apotek yang didesain baik atau apotek yang bangunan fisiknya baik. Disini diharapkan kedepan masyarakat lebih dapat menilai bila apotek yang baik adalah apotek yang menerapkan TATAP atau Tiada Apoteker Tiada Pelayanan. Dengan TATAP diharapkan pelayanan menjadi lebih optimal.
Saat ini masih banyak masyarakat cenderung memilih harga murah sebagai pilihan terhadap apotek, kedepan diharapkan masyarakat menjadi lebih menghargai profesi dengan lebih memperhitungkan keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat sebagai hal yang adil bila pada apotek yang baik atau standar profesi menjadi sedikit lebih mahal. Banyak alasan memang, kenapa masyarakat lebih memlih harga murah ketimbang keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat. Tetapi kedepan bila kita dapat melakukan pendidikan kesehatan kemasyarakat dengan lebih intensif, masyarakat akan lebih memilih keselamatan dan kenyamanan penggunaan obat sebagai suatu kebutuhan.
Saat ini banyak apotek yang lebih mahal tetap laku meski apoteker tidak ada ditempat, dikarenakan banyak hal pula. Dan bila apotek menjual dengan pelayanan kefarmasian yang utuh dan harga menjadi sedikit mahal saya rasa masyarakat bisa memahami, karena keselamatan dalam penggunaan sediaan farmasi adalah hal yang paling penting dan harus ada dalam pelayanan kefarmasian. Tak ada untungnya murah bila pelayanan juga tidak memadai.
Masyarakat kedepan adalah masyarakat yang cerdas dan lebih bisa menilai tentang suatu pelayanan yang baik, yang tidak dapat hanya sekedar dibodohi dengan harga obat murah. Masyarakat kedepan adalah masyarakat yan lebih mementingkan arti kesehatan, jadi apalah artinya bila harga hanya selisih 2-5% tetapi kenyamanan pelayanan oleh seorang apoteker secara langsung mereka dapatkan. Saat ini sudah cukup banyak masyarakat yang kenal dengan apoteker, dan kedepan apoteker adalah seorang yang sangat dihargai karena profesinya. Seringkali penghargaan timbul dari masyarakat setelah kita menujukan apa itu profesi apoteker.
Bila kita ibaratkan membeli mobil, kita tidak mau hanya diberi mobil dan kuncinya saja, kita harus meminta pelayanan purna jualnya dan semua informasi cara penggunaan mobil dengan benar. Demikian pula pada pelayanan kefarmasian, Masyarakat tidak cukup hanya sekedar menerima obat saja tanpa petunjuk lengkap cara penggunaan sediaan farmasi tersebut. Karena dengan informasi penggunaan sediaan farmasi diharapkan penggunaan sediaan farmasi menjadi lebih tepat dan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan bila tetap terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka penanganannyapun menjadi lebih mudah.
Kesimpulan, pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker secara langsung adalah segalanya dan harus ada dalam pelayanan kefarmasian diapotek. jadi apotek yang baik adalah apotek yang dikelola secara baik oleh apoteker yang berkompeten secara langsung dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi sehinga tujuan-tujuan apotek seperti pendidikan kesehatan masyarakat dan lain-lain dapat tercapai.
Langganan:
Postingan (Atom)