Jumat, 23 Januari 2009

PERAN APOTEKER DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

PERAN APOTEKER DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR


Saat saya menemukan situs www.penyakitmenular.info , saya semakin yakin bila apoteker sangat penting perannya untuk ikut serta dalam penanggulangan penyakit menular. Apalagi bagi apoteker yang ada didaerah. Meskipun apoteker tidak harus mengobati secara langsung, tetapi tetap harus terlibat dalam proses pengobatan, pemberian informasi dan edukasi. Mungkin selama ini tidak dipikiran oleh banyak pihak akan peran apoteker dalam ikut menanggulangi penyakit menular, tetapi peran apoteker yang telah berjalan dalam menanggulagi peyakit menular tetap harus dipertahankan dan seharusnya juga dibina.

Pembinaan seharusnya diakukan baik oleh pemerintah ataupun oleh ISFI sebagai organisasi profesi agar peran ini menjadi lebih terorganisasi dan tidak berjalan sendiri-sendiri, karena bagaimanapun juga apoteker adalah bagian yang terintegrasi dalam sistem kesehatan. Dengan pembinaan diharapkan peran apoteker juga akan semakin memudahkan pemerintah dalam menanggulangi penyakit menular.

Ada beberapa kelebihan apoteker dalam edukasi dalam penanggulangan penyakit menular yang antara lain adalah lebih murah, mungkin lebih murah dari pada program kaderisasi kesehatan ataupun program desa siaga. Karena disini apoteker tidak mengharapkan gaji dari pemeritah seperti bidan desa. Apoteker hanya butuh kemudahan saja dalam mendirian apotek sampai ke tingkat desa.

Bagaimanapun juga penyakit menular harus ditanggulangi sebelum menjadi wabah. Dan penanggulangan dapat bersifat kuratif ataupun prekuentif. Baik pada kuratif dan prekuentif apoteker dapat berperan, karena apoteker memang seharusnya terlibat pada keduanya. Pada prekuentif apoteker dapat berperan dalam edukasi dengan mempertajam pemahaman masyarakat karena apotek tempat apoteker bekerja juga merupakan pusat informasi tentang obat dan sediaan farmasi lain, serta menjadi pusat informasi penyakit bagi masyarakat sekitarnya.

Apoteker tidak mengobati penyakit secara langsung, kecuali pada beberapa kasus sederhana. Tetapi dengan wawasannya apoteker dapat ikut terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam penangguangan penyakit menular. Sebagai contoh pada saat pasien meminta obat turun panas pada swamedikasi, apoteker juga dapat menyertakan informasi tentang demam pelana kuda atau disebut juga demam punggung unta, agar masyarakat menjadi lebih waspada. Disini, apoteker juga dapat memberikan informasi kapan harus kedokter bila demam tidak kunjung sembuh.

Saya suka mengatakan bila peran apoteker secara umum juga mengamankan masyarakat dari bahaya obat dan bahaya penyakit. Baik dalam mengamankan masyarakat dari bahaya penyakit maupun bahaya obat apoteker harus mampu memberikan informasi yang akurat. Untuk dapat menjadi akurat apoteker harus selalu mengaktualkan diri agar dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan informasi. Karena informasi tersebut adalah salah satu yang harus disediakan diapotek, dan informasi merupakan komoditas yang penting di apotek.

Sebenarnya dalam pemahaman saya, penyakit menular dalam kesehatan tidak hanya DB, malaria, diare dsb, tetapi juga penyakit menular yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan kesehatan masyarakat. Penyakit menular ini lebih bersifat sosial, yang mana salah satunya adalah kesalahan pemahaman masyarakat akan obat, penyakit dan lain-lain terkait kesehatan. Bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial, yang mana bila melakukan kesalahan seringkali juga akan berpotensi menular kepada masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu kesadaran masyarakat untuk mengakses informasi kepada para apoteker yang berpraktek profesi diapotek seharusya juga menjadi salah satu program pemerintah dan ISFI untuk menekan penyebaran penyakit menular sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar