Minggu, 31 Mei 2009

PEMBIBITAN DAN KOMPETISI

PEMBIBITAN DAN KOMPETISI

Dua hal diatas adalah bagian dalam membentuk atlit. Tanpa pembibitan yang tepat, maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal demikian juga bila kompetisi kurang, maka hasil yang diharapkan juga tidak akan maksimal.

Pada tulisan kali ini saya ingin mengungkapkan tentang kompetisi. Yang mana kompetisi tidak akan terjadi bila apoteker tidak pernah ada di apotek. Bila apoteker tidak pernah nongol di apotek maka yang berkompetisi hanya manajemen, bukan pelayanan. Sehingga kompetisi hanya masalah masalah teknis yang hasilnya tentu saja kurang maksimal bagi perkembangan profesi.

Dalam pelayanan di apotek yang dilakukan oleh apoteker secara langsung umumnya pelayanan kefarmasian menjadi suatu hal yang dijual yang diharapkan akan menjadi daya tarik utama dari suatu pelayanan kefarmasian di apotek. Pada masyarakat yang mempunyai pemahaman yang baik tentang pendidikan kesehatan, pelayanan yang prima adalah tujuan saat mereka mempunyai kepentingan dengan apotek. Dan bila semua apoteker yang berpraktek profesi di apotek sudah menjalankan profesi secara aktif dan pemahanan masyarakat sudah baik dalam hal pelayanan kefarmasian, maka mau tidak mau kompetetisi akan terjadi dengan sendirinya. Tentunya diharapkan kompetisi yang jujur atau dalam sepak bola di kenal "fair play". Kompetisi seharusnya bukan hal yang tabu bila profesi ingin berkembang.

Hal lain dari pentingnya kompetisi adalah perkembangan iptek terkait profesi. Dengan adanya kompetisi antar apoteker yang berpraktek profesi diapotek, maka apoteker akan berlomba lomba untuk selalu memperbarui penguasaan ipteknya dan akan mendorong penelitian penelitian terkait iptek pelayanan kefarmasian.

Hal yang diharapkan selanjutnya tentu saja kepuasan pelanggan. Pelanggan akan puas karena masalah kesehatan yang terkait kefarmasian diselesaikan dengan profesional. Pemerintah tentu saja akan sangat diuntungkan, karena beban pemerintah akan diselesaikan sebagian secara mandiri oleh masyarakat sendiri yang tergabung dalam HISFARMA/ISFI. Bagi profesi akan sangat diuntungkan karena eksistensinya diakui oleh masyarakat luas dan pemerintah.

Dengan uraian diatas, kompetisi yang profesional sangat dibutuhkan demi perkembangan profesi itu sendiri. SELAMAT BERKOMPETISI DENGAN PROFESIONAL.

Minggu, 24 Mei 2009

FORUM ILMIAH

FORUM ILMIAH

forum diskusi ilmiah, pendidikan berkelanjutan, PUKA dan lain lain diyakini dapat meningkatkan profesionalisme para apoteker. Forum diskusi ilmiah akan meningkatkan transfer ilmu dari satu praktisi ke praktisi yang lain. Juga akan menjadi forum pemecahan masalah bila profesi apoteker menemui masalah.

Seringkali dalam menjalankan profesi kita kesulitan dalam menyelesaikan masalah terkait profesi yang disebabkan salah satunya karena iptek yang berkembang sangat pesat. Oleh karena itu forum diskusi seperti pada situs resmi ISFI sangat diperlukan dan seharusnya dikembangkan. Bila diperlukan mungkin juga perguruan tinggi farmasi seharusnya juga mengembangkan forum forum seperti ini.

Demikian juga seminar atau pendidikan berkelanjutan, seharusnya juga menjadi salah satu yang bisa dikembangkan guna meningkatkan profesi. Saat ini secara kualitas ataupun kuantitas perlu ditingkatkan. Pendidikan berkelanjutan menjadi salah satu cara agar profesi apoteker tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga akan sangat membantu dalam praktek profesi.

Pelatihan pelatihan juga akan meningkatkan kemampuan apoteker dalam meningkatkan ketrampilan profesi. Dengan semakin terampil, maka diharapkan profesi akan berjalan dengan lebih efisien dan profesional. Saat ini pelatihan pelatihan juga masih sangat sedikit.

Pendapat saya, mungkinkah forum ilmiah dapat berjalan? Tidak mungkin akan ada aliran ilmu bila didalam forum hanya diisi oleh apoteker yang jam terbangnya sangat rendah. Karena bila forum hanya diisi oleh apoteker yang mempunyai jam terbang rendah maka kualitas forum juga akan rendah dan mungkin tidak atau kurang mengakomodasi kebutuhan profesi. Seharusnya forum diisi oleh para praktisi yang betul betul paham akan masalah profesi. Bila forum tidak dikendalikan oleh para praktisi bisa jadi forum akan berkembang menjadi forum imaginasi, sehingga forum justru tidak menjadikan profesi berkembang tetapi malah maju kebelakang.

FORUM ILMIAH

FORUM ILMIAH

forum diskusi ilmiah, pendidikan berkelanjutan, PUKA dan lain lain diyakini dapat meningkatkan profesionalisme para apoteker. Forum diskusi ilmiah akan meningkatkan transfer ilmu dari satu praktisi ke praktisi yang lain. Juga akan menjadi forum pemecahan masalah bila profesi apoteker menemui masalah.

Seringkali dalam menjalankan profesi kita kesulitan dalam menyelesaikan masalah terkait profesi yang disebabkan salah satunya karena iptek yang berkembang sangat pesat. Oleh karena itu forum diskusi seperti pada situs resmi ISFI sangat diperlukan dan seharusnya dikembangkan. Bila diperlukan mungkin juga perguruan tinggi farmasi seharusnya juga mengembangkan forum forum seperti ini.

Demikian juga seminar atau pendidikan berkelanjutan, seharusnya juga menjadi salah satu yang bisa dikembangkan guna meningkatkan profesi. Saat ini secara kualitas ataupun kuantitas perlu ditingkatkan. Pendidikan berkelanjutan menjadi salah satu cara agar profesi apoteker tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga akan sangat membantu dalam praktek profesi.

Pelatihan pelatihan juga akan meningkatkan kemampuan apoteker dalam meningkatkan ketrampilan profesi. Dengan semakin terampil, maka diharapkan profesi akan berjalan dengan lebih efisien dan profesional. Saat ini pelatihan pelatihan juga masih sangat sedikit.

Pendapat saya, mungkinkah forum ilmiah dapat berjalan? Tidak mungkin akan ada aliran ilmu bila didalam forum hanya diisi oleh apoteker yang jam terbangnya sangat rendah. Karena bila forum hanya diisi oleh apoteker yang mempunyai jam terbang rendah maka kualitas forum juga akan rendah dan mungkin tidak atau kurang mengakomodasi kebutuhan profesi. Seharusnya forum diisi oleh para praktisi yang betul betul paham akan masalah profesi. Bila forum tidak dikendalikan oleh para praktisi bisa jadi forum akan berkembang menjadi forum imaginasi, sehingga forum justru tidak menjadikan profesi berkembang tetapi malah maju kebelakang.

Senin, 11 Mei 2009

RAKERDA ISFI JATIM DI SARANGAN

Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada panitia rakerda jatim, karena ini adalah salah satu rakerda terindah yang pernah saya ikuti selain dibeberapa tempat lainnya seperti Probolinggo. Satu hal yang membuat saya suka adalah lokasi hotel yang ada di wilayah danau sarangan dan danau sarangan sangat bersih untuk ukuran tempat wisata dan cocok untuk jalan jalan pagi. Menyesal bila tak ikut.

Dan hasil rakerda seperti rakerda yang lain, mampu memberikan semangat TATAP kepada para peserta. Setiap kali rakerda selalu mampu menghidupkan semangat yang luar biasa, dan mampu membuka kesadaran para apoteker bahwa tugas kita mulia.

Satu catatan yang saya anggap kurang adalah kurang dibahasnya straregi penerapan program TATAP yang rencananya diuji cobakan di Jawa Timur. Dan catatan bagusnya adalah semangat TATAP yang diusung kali ini oleh pengurus daerah adalah sangat luar biasa.

Usulan untuk ber safari keliling PC guna mensosialisasikan TATAP menjadikan salah satu agenda yang prioritas PD ISFI JATIM. Dan yang menjadi pertanyaan adalah kesiapan dari para cabang itu sendiri untuk menyambut, karena mungkin akan dibutuhkan biaya dan tenaga. Semoga PD ISFI JATIM mampu mencarikan solusinya.

Rakerda kali ini yang rencananya menjadi rakerda terakhir dari kepengurusan periode ini mampu menjadi kesimpulan dari rakerda rakerda sebelumnya. Suatu kinerja yang sangat bagus yang mampu ditunjukan oleh para pengurus PD ISFI Jatim. Besar harapan saya kepada pengurus ISFI Jatim agar melakukan regenerasi dengan baik. Besarnya kinerja PD ISFI Jatim mungkin juga tidak ada apa apanya bila tidak didukung oleh para pengurus cabang, dan menurut saya kinerja pengurus cabang secara umum juga sangat bagus.

Saya sebagai peserta sangat puas. Semoga rakerda rakerda kedepan dapat dikemas dengan sangat indah.

Jumat, 08 Mei 2009

GAJI APOTEKER

GAJI APOTEKER

Dalam organisasi ISFI dalam memperjuangkan nasib apoteker salah satunya dengan memperjuangkan gaji apoteker. Sebagian dari kita mengatakan tabu bila kita mengatakan gaji dan halusnya adalah jasa profesi. Tetapi kenyataannya sebagian dari kita memperjuangkan gaji, bukannya jasa profesi.

Jasa profesi kita dapatkan berdasarkan apa yang kita lakukan, sedangkan gaji adalah apa yang kita dapatkan secara rutin yang besaranya sama atau relatif sama tanpa terlalu memperhitungkan volume pekerjaan. Jadi yang kita perjuangkan selama ini gaji ataukah jasa?

Tidak perlu terlalu jauh kita perdebatkan ini, tetapi coba kita bahas gaji apoteker pendamping. Apoteker pendamping secara umum gajinya dibawah APA, padahal apoteker pendamping umumnya lebih banyak melalukan pekerjaan profesi.

Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa kita tidak memperjuangkan gaji pendamping saja? Toh yang menjalankan pekerjaan kefarmasian lebih banyak apoteker pendamping. Ataukah apoteker pendamping dianggap praktisi kedua yang tidak perlu diperjuangkan?

Sudah sewajarnya, bila kita ingin memperjuangkan TATAP maka kita juga harus memperjuangkan jasa profesi yang seharusnya diterima apoteker pendamping. Bagaimanapun juga apoteker pendamping juga profesional yang bekerja secara profesional pula.

Suatu hal yang tidak mungkin memperjuangkan TATAP bila gaji apoteker pendamping tidak diperjuangkan. Mungkin bisa jadi TATAP hanya akan sebagai slogan saja bila gaji apoteker pendamping tidak diperjuangkan.

Semoga nasib apoteker pendamping kedepan lebih diperhatikan.

TATAP DAN USAHA PENERAPANNYA

Gerakan Tiada Apoteker Tiada Pelayanan atau yang sering disingkat TATAP adalah sebagian bentuk dari kepedulian ISFI terhadap anggotanya, masyarakat dan pemerintah. Meskipun tujuan dari TATAP ini mulia, tetapi gerakan ini masih berjalan sangat lambat. Lambat karena gerakan ini belum mampu bemberikan harapan yang lebih baik terhadap nasib apoteker, dan bahkan para pemilik sarana juga belum bisa melihat TATAP sebagai peluang.

Dari lambatnya penerapan TATAP ini seharusnya ISFI mampu mencari permasalahan penyebab dan selanjutnya mencari solusinya. Menurut saya tidak semata mata kita menyalahkan anggota, tetapi bagaimana seharusnya ISFI dapat memberikan harapan rasional terhadap penerapan TATAP.

Gaji kecil menjadi salah satu alasan TATAP kurang berjalan, tetapi benarkah?

Menurut pendapat saya saat ini, hambatan intern kita dalam penerapan TATAP adalah kurang sistematisnya cara penyelesaian masalah yang kita ambil. Dan kedepan masalah masalah yang timbul diharapkan dapat diselesaikan secara lebih sistematis dan lebih memberikan harapan positif yang rasional

Rabu, 06 Mei 2009

RANGKAP JABATAN



Dua bulan yang lalu (sekitar bulan maret) ada pemeriksaan rutin Balai POM di wilayah Probolinggo sebagaimana biasa pemeriksaan di apotek tidak mendapatkan temuan yang berarti namun tiba pada pemeriksaan di Rumah Sakit Swasta ada temuan tentang Apoteker penanggung jawab instalasi farmasi di RS Swasta tersebut merangkap jabatan dengan menjadi penanggung jawab apotek di tempat lain. Balai POM Memberi saran agar Apoteker tersebut tidak merangkap jabatan dengan memilih salah satu menjadi pengelola apotek atau menjadi penanggung jawab di Instalasi farmasi RS Swasta tersebut.
Hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas disaat kita ingin menciptakan pelayanan farmasi yang paripurna dengan menegakkan profesionalisme ditengah isu yang berkembang seperti TATAP, Uji Kompetensi dll.
Kasus seperti diatas sepertinya sudah wajar dan umum terjadi di masyarakat kita, dahulu hal tersebut malah jarang kita temui seorang pegawai negeri yang tidak merangkap jabatan dengan menjadi APA apotek swasta. Dan sepertinya sudah kebanggaan bila kita menjalaninya dengan pekerjaan ganda tersebut.
Namun sekarang masihkah kita lanjutkan budaya tersebut ? ditengah menjamurnya lulusan apoteker yang belum mendapatkan tempat praktek profesi / pekerjaan yang layak ? Istilah praktek profesi dan pekerjaan sepertinya dua hal yang perlu diperdebatkan, namun kedua-duanya sama membutuhkan waktu dan tenaga untuk menjalankannya.
Seorang apoteker yang berpraktek profesi diapotek mereka minimal menyediakan waktu luangnya untuk berada diapotek selama jam buka apotek / shift apotek (6-8 Jam) . Demikian halnya seorang apoteker yang bekerja di pemerintahan, Perguruan Tinggi, BPOM, RS, Militer dll mereka mencurahkan waktu, tenaga pikiran dan profesinya di institusi tersebut.
Secara fisik seorang yang sudah bekerja ditempat lain kemudian sore harinya bekerja lagi di tempat lain lagi mustahil dilakukan bila yang bersangkutan memang benar-benar bekerja/melaksanakan pekerjaan tersebut. Perangkapan pekerjaan/profesi dengan bekerja / menjadi penangung jawab di dua tempat akan berakibat salah satu tempat yang dikalahkan / jarang dikunjungi. Hal ini sudah umum dan banyak terjadi.
Organisasi profesi apoteker (ISFI) yang memiliki kewenangan membina anggotanya tentunya sudah saatnya melakukan pembenahan-pembenahan internal baik dijajaran pengurus dan anggotanya untuk mengevaluasi hal ini agar out put pelayanan kefarmasian dapat lebih dipertanggung jawabkan.
Ada hal yang tidak populer yang patut kita pertimbangkan yaitu dengan tidak memberikan rekomendasi atau menyadarkan kepada apoteker yang akan melakukan praktek profesi / pekerjaan rangkap tersebut agar memilih salah satu... Terima kasih . Ada masukan Atau ingin dibahas di Rakerda magetan ?

HP BARU

HP BARU

Saya baru beli hape baru SE G700 yang rencananya akan aku pakai untuk menulis blog saya. Harapan saya, saya menjadi lebih aktif dalam menulis.

Bukan maksud saya promosi, tetapi sebagai masukan buat teman teman yang ingin berinternetan, bahwa berinternetan bisa kapan saja dan dimana saja asal ada sinyal gprs. Tidak harus menggunakan komputer besar, tetapi cukup dengan hape dalam genggaman. Dunia memang hanya segenggam.

Setelah saya mempelajari beberapa hari, ternyata layar sentuh lebih lumayan dari pada menggunakan jempol.

saat ini banyak sekali informasi yang bisa kita akses dengan hape. Bahkan data pdf pun bisa dibuka pakai hape. Suatu jaman informasi yang hebat.

Dengan hape informasi bisa didapatkan dengan semakin murah. Bila dulu kalau kita membutuhkan informasi, kita harus keperpustakaan atau toko buku, sekarang sebagian bisa kita dapatkan cukum dari genggaman kita.

Semoga kedepan profesi apoteker semakin maju. Karena informasi untuk tujuan profesi semakin mudah dan murah.

Ini adalah tulisan pertama menggunakan SE G700. Semoga kedepannya apoteker semakin termotifasi dalam menjalankan praktek profesi.