Jumat, 08 Mei 2009

GAJI APOTEKER

GAJI APOTEKER

Dalam organisasi ISFI dalam memperjuangkan nasib apoteker salah satunya dengan memperjuangkan gaji apoteker. Sebagian dari kita mengatakan tabu bila kita mengatakan gaji dan halusnya adalah jasa profesi. Tetapi kenyataannya sebagian dari kita memperjuangkan gaji, bukannya jasa profesi.

Jasa profesi kita dapatkan berdasarkan apa yang kita lakukan, sedangkan gaji adalah apa yang kita dapatkan secara rutin yang besaranya sama atau relatif sama tanpa terlalu memperhitungkan volume pekerjaan. Jadi yang kita perjuangkan selama ini gaji ataukah jasa?

Tidak perlu terlalu jauh kita perdebatkan ini, tetapi coba kita bahas gaji apoteker pendamping. Apoteker pendamping secara umum gajinya dibawah APA, padahal apoteker pendamping umumnya lebih banyak melalukan pekerjaan profesi.

Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa kita tidak memperjuangkan gaji pendamping saja? Toh yang menjalankan pekerjaan kefarmasian lebih banyak apoteker pendamping. Ataukah apoteker pendamping dianggap praktisi kedua yang tidak perlu diperjuangkan?

Sudah sewajarnya, bila kita ingin memperjuangkan TATAP maka kita juga harus memperjuangkan jasa profesi yang seharusnya diterima apoteker pendamping. Bagaimanapun juga apoteker pendamping juga profesional yang bekerja secara profesional pula.

Suatu hal yang tidak mungkin memperjuangkan TATAP bila gaji apoteker pendamping tidak diperjuangkan. Mungkin bisa jadi TATAP hanya akan sebagai slogan saja bila gaji apoteker pendamping tidak diperjuangkan.

Semoga nasib apoteker pendamping kedepan lebih diperhatikan.

5 komentar:

  1. Jadi...kira-kira berapa sih gaji standar atau minimal apoteker tuh??

    BalasHapus
  2. @ozal, saat awal saya menulis ini sebenarnya arahnya adalah ingin mendapatkan masukan tentang jasa profesi apa gaji profesi sebagai balasan dari pekerjaan yang telah dilakukan oleh apoteker. karena di saat itu sering kali masukan ke ISFI dari sebagian apoteker adalah memperjuangkan gaji yang besarannya relatif sama dalam satu bulan. padahal klu kita bicara jasa besarannya akan bisa beda berbeda yang tergantung kualitas dan kuantitas layanan yang dilakukan oleh praktisi.

    kita menyadari bila apresiasi masyarakat terhadap apoteker masih sangat kurang dan besarannya bukan menjadi kewenangan saya, tetapi menjadi kewenangan dari masing2 apoteker. tergantung sejauh mana mereka mengahargai profesionalismenya sendiri

    BalasHapus
  3. Yang lebih penting adalah bagaimana agar jasa apoteker dibutuhkan pada setiap visite dokter rawat inap di rumah sakit pemerintah yang selama ini tidak diikutsertakan

    BalasHapus
  4. Apoteker harus mendapatkan uang jasa konsul, jasa visite. Hal ini merupakan pengakuan terhadap profesi apoteker. Menurut saya besarannya harus sama dengan jasa konsul dan visite dokter umum di rumah sakit pemerintah. Setiap Ruang rawat/ bangsal harus memiliki apoteker sebagai penanggung jawab farmasi klinik di ruangan tersebut

    BalasHapus
  5. @Anonim, biasanya para apoteker cenderung memperjuangkan apa yang menjadi kepentingannya. yg di RS memperjuangkan yang di RS dsb. seharusnya memang harus disusun secara sinergis antar seminat yang ada di IAI agar semua dapat bermanfaat secara luas. semoga kedepan akan segera terwujud. di bbrp RS, jasa konsul atau visite sudah ada jasa, mungkin anda dapat memperjuangkan di tempat anda bersama seminat RS dan IAI setempat

    BalasHapus