Kamis, 28 Juli 2011

KOMUNIKASI

KOMUNIKASI


Banyak teori komunikasi yang kembangkan oleh banyak orang. Dan tidak ada salahnya jika saya juga mempunyai pandangan lain tentang teori komunikasi. Perkara semua orang tidak setuju, tetapi ini merupakan salah satu pengalaman saya dengan yang namanya komunikasi.

Komunikasi adalah hubungan batin antara kita dengan lingkungan kita yang didalam hubungannya ada interaksi pesan yang saling berhubungan dan saling membutuhkan untuk kelangsungan hidup kita, yang didalam berhubungan dapat melibatkan verbal atau non verbal. Dengan demikian bila ada interaksi pesan semisal verbal dengan berita bohong dan tidak ada interaksi batin, maka komunikasi tidak terjadi, atau hanya sekedar komunikasi semu.

Selanjutnya dengan komunikasi. Komunikasi diantara kita dapat menggunakan bahasa verbal atau non verbal. Sedangkan komunikasi dengan tanaman dengan merawatnya. Komunikasi dengan hewan ternak kita dengan memeliharanya. Kesemua itu membutuhkan hubungan batin yang kuat bila mengingikan komunikasi yang lebih baik. Komunikasi dengan Tuhan dengan berdoa yang tulus, hati yang bersih. Berkomunikasi dengan sesama kita sebenarnya juga menjadi cerminan berkomunikasi dengan Tuhan yang membutuhkan hati yang bersih, dengan kata lain hubungan horizontal adalah ibadah kepadaNya.

Oleh karenanya, didalam berkomunikasi antara kita dengan pasien, akan lebih baik bila kita tidak hanya sekedar komunikasi verbal. Tetapi kita sebaiknya mampu lebih dari itu dengan mengkomunkasikan hati kita sehingga akan ada hubungan batin antara kita dengan pasien. Karena kesuksesan dalam berkomunikasi adalah tujuan bersama dengan perbedaan kepentingan. Sukses bagi apoteker adalah eksistensi profesi dan sukses bagi pasien adalah keberhasilan pengobatan yang semua itu didasarkan pada nilai-nilai kemanusia yang berkembang dalam bangsa ini.

Sehingga komunikasi dalam farmasi adalah hubungan batin yang kuat antara apoteker dengan pasien menggunakan pesan-pesan profesional agar didapat hasil layanan kesehatan yang maksimal yang didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku pada bangsa kita.

Minggu, 03 Juli 2011

ETIKA

ETIKA



Seringkali kita terjebak pada pemahaman etika sebagai pegetahuan. Sebagai pengetahuan, etika hanya untuk sebagai sekedar tahu jikalau nanti profesional dalam menjalankan praktek profesi akan bersentuhan dengan etika. Pengetahuan ini seringkali belum diikuti dengan pemahaman untuk implementasinya.

Hal yang seharusnya kita perkuat dalam mebangun profesi apoteker dalam hal etika adalah memperkuat pemahaman etika dalam sisi praktis. Dalam sisi praktis, etika tidak hanya bisa diajarkan sebagai “tulisan”, tetapi etika harus diajarkan sebagai contoh-contoh penerapan dalam menjalankan praktek profesi, yang profesional dan bertanggung jawab. Hal ini tentu saja akan menjadikan lebih mudah bagi para calon apoteker atau apoteker dalam mengambil analogi-analogi etika, karena pencontohan sesuai dengan praktek profesi yang update.

Janganlah kita mencontohkan etika 10 atau mungkin malah 20 tahun yang lalu sebagai aktual etika saat ini atau saat yang akan datang. Untuk itu, para praktisi aktif harus menjadi salah satu pertimbangan dalam mengembangkan etika dalam membangun profesi. Dan para praktisi ini tidak bisa serta merta langsung dilibatkan, tetapi tentu saja harus terlebih dahulu mengikuti pelatihan-pelatihan etika agar dapat merumuskan etika yang dipunyainya. Dalam hal ini, etika sebagai ilmu dan sebagai terapan harus dikembangkan secara bersama-sama.

Aktual etika sebagai ilmu terapan harus terus berjalan sesuai perkembangan jaman, bahkan perkiraan-perkiraan akan perkembangan etika sebagai ilmu terapan kedepan juga harus dibangun sedemikian rupa agar para profesional tidak “terkejut” apabila ternyata etika tiba-tiba berkembang menjadi sangat pesat.

Pembangunan etika profesi kearah ilmu terapan yang sangat implementatif menjadi impian para praktisi, yang seharusnya juga diajarkan oleh para praktisi dan selalu didiskusikan di antara para praktisi dan dikembangkan sebagai ilmu oleh para praktisi, yang selanjutnya praktisi diapresiasi dengan difasilitasi untuk mengembangkan dirinya sendiri.

Etika sudah sewajarnya bila dibangun di atas impian praktisi, sebagai salah satu impian dalam mengembangkan profesi.

Jumat, 01 Juli 2011

PASIEN

PASIEN


Pemaknaan pasien bagi apoteker mungkin berbeda dengan tenaga kesehatan lain. Karena profesi apoteker adalah spesifik dan berbeda dengan tenaga kesehatan lain maka dalam hubungan pasien-apoteker tidak dapat dimaknai dengan hubungan pasien-dokter, atau hubungan paisien-perawat. Karena ada batasan-batasan perbedaan kompetensi dalam menjalankan praktek profesi masing-masing.

Pada hubungan pasien-apoteker, pasien dapat dimaknai sebagai anggota masyarakat yang memanfaatkan jasa apoteker untuk tujuan sehat, sesuai dengan kompetensi apoteker. Yang mana hubungan tersebut terkait kepuusan, tindakan dan pekerjaan profesi. Sehingga pada batasan ini seorang apoteker sangat tidak boleh memaknai hubungan pasien-apoteker dengan hubungan pasien-tenaga kesehatan lain. Bisa jadi akan sangat berbeda maknanya.

Dalam mengembangkan farmasi komunitas, seharusnya kita tidak “dalam bayang-bayang” tenaga kesehatan lain. Termasuk dalam memaknai pasien. Kita harus mampu memaknai pasien sesuai pelayanan profesional yang mampu kita lakukan. Bukannya kita menonjolkan ego profesi, tetapi kita menonjolkan kompetensi profesi yang telah kita kembangkan. Hal ini sebagai bentuk kepedulian apoteker terhadap kepentingan masyarakat luas.

Pengembangan profesi bukan untuk mengembangkan ego, tetapi untuk mengembangkan kepedulian profesi terhadap kepentingan masyarakat luas. Janganlah menjadikan materi sebagai barometer keberhasilan pengembangan ini, tetapi ketercukupan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kefarmasianlah yang seharusnya menjadi barometer.

Dengan demikian, pasien dimata apoteker adalah setiap orang sakit atau sehat yang membutuhkan layanan profesional kefarmasian untuk meningkatkan kualitas kesehatannya, baik dengan menggunakan tools (sediaan farmasi), atau hanya sebatas informasi untuk edukasi.

Selasa, 24 Mei 2011

PENGAKTUALAN ILMU

PENGAKTUALAN ILMU

Tidak salah, ternyata banyak manfaat yang bisa saya ambil karena mengikuti kuliah S2 manajemen dan kebijakan farmasi. Banyak sekali pengaktualan ilmu terkait praktek profesi di apotek. Yang banyak menyita tenaga dan pikiran untuk itu. Sangat-sangat menarik dan sesuai dengan kebutuhan praktek profesi. Dari kaca mata farmasi masyarakat, semua sangat-sangat bagus.

Sangat terkesima, ternyata banyak hal terkait praktek dikomunitas yang selama ini kita tidak tahu, menjadi tahu logika-logika dasar penyusun praktek tersebut. Banyak juga yang selama ini kita abaikan dan tidak kita anggap penting, ternyata adalah sangat-sangat penting. kesibukan dalam belajar dan mengerjakan tugas menjadi saya kurang produktif menulis. bukan karena tidak ada ide, tetapi justru terlalu banyak ide sehingga bingung memulai dari mana.

selama ini blog hanya saya isi konseptual praktek profesi dan saya selalu berpikir holistik. tetapi setelah mendapat mata kuliah filsafat, saya merasa apa yang saya tulis kuranglah holistik. Dan dasar-dasar penulisan saya di blog ini mungkin juga kurang kuat pada beberapa hal. Saya merasa sangat berutung bertemu banyak guru. Apa yang kita cari selama bertahun-tahun, ternyata hanya butuh waktu beberapa jam tatap muka saja. demikian ini juga dirasakan oleh sejawat yang lain.

Semakin dalam kuliah, semakin banyak tugas dan semakin tersesat saya dalam ilmu nyata praktek profesi yang lebih baik. Semoga saya bisa memanfaatkan kuliah Manajemen dan Kebijakan Farmasi ini, untuk diri saya sendiri, keluarga, masyarakat, sejawat dan bangsa.

Sabtu, 19 Maret 2011

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN FARMASI

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN FARMASI

Akhir-akhir ini blog kurang aktif, karena adminnya lagi memnyiapkan pendidikan S2. bidang ilmu farmasi, minat “Manajemen dan Kebijakan Farmasi”. Saat ini kuliah sudah dimulai dan kesan pertama begitu menggoda. Banyak hal menarik. Saat kita berbagi dengan sejawat lain, tidak sedikit yang mempunyai ketertarikan pada minat Manajemen dan kebijakan Farmasi.

Yang menarik pertama, kegiatan membuka apotek dan di dalamnya ada praktek profesi sangat peka terhadap perubahan kebijakan. Padahal setiap Negara selalu ada perubahan kebijakan yang tentunya ini sedikit banyak akan mempengaruhi jalannya usaha dan praktek profesi. Oleh karenanya mempersiapkan diri sebelum perubahan adalah lebih baik, sehingga perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik tidak lagi dianggap sebagai penghambat. Tetapi bagaimana kita dapat menjadikan ini justru sebagai peluang.

Sebagai bagian dari masyarakat modern yang menerima perubahan sebagai hal yang lebih manusiawi, Manajemen dan Kebijakan Farmasi adalah pilihan tepat. Mungkin ini juga merupakan hal yang menarik bagi sebagian sejawat. Yang ingin lebih maju beberapa langkah.

Yang berikutnya dari manajemen, hampir semua sendi kehidupan membutuhkan suatu pengelolaan yang baik. Oleh karena itu manajemen menjadi sangat penting guna meningkatkan daya unggul kita. Daya unggul yang meningkat akan meningkatkan daya saing.

Minat ini sementara saya pahami sebagai minat yang tidak hanya menarik bagi anggota farmasi komunitas, tetapi juga bagi banyak sejawat di seminat lain. Karena secara umum semua minat dalam farmasi selalu bersentuhan dengan kebijakan dan manajemen. Manajemen tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kebijakan dan kebijakan juga membutuhkan manajemen.

Semoga kuliah kami bermanfaat bagi kami sendiri, keluarga dan masyarakat disekitar kami. Belajar dari ayunan sampau liang lahat. Be a long life learner.

Sabtu, 19 Februari 2011

HARGA OBAT NAIK ?? BAGAIMANA SOLUSINYA ??

Siang ini sabtu 19 feb 2010 jam 12.30 saya melihat berita di televisi swasta nasional yang membahas tentang kenaikan harga obat.

Dibeberapa media elektronikpun juga dibahas tentang kenaikan harga obat ... kutipannya sbb : Obat, baik generik maupun paten, hampir setiap tahun harganya naik, bisanya karena faktor inflasi dan biaya produksi. Terakhir, kenaikan terjadi januari sebulan lalu, ketika pemerintah menaikkan harga obat hingga 10%. Beberapa obat yang mengandung parasetamol kenaikan bahkan mencapai 43%. berita selengkapnya lihat di sini

Obat adalah hasil produk industri yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital masyarakat banyak, sebagai pemakai masyarakat terkadang tidak tahu apa alasan kenaikan harga obat, yang masyakat tahu pada saat dia sakit dan membutuhkan obat mereka merasa tidak mampu atau terpaksa hanya bisa menebus sebagian dari resep dokter.
Permasalahan klasik ini sebenarnya terjadi berulang-ulang. Dan sebenarnya tidak perlu dirisaukan dan tidak perlu khawatir, kenaikan harga obat adalah hal yang biasa. Yang tidak biasa adalah kalau masyarakat tidak menemui apotekernya yang ada diapotek. Kalau dulu dengan sedikitnya apoteker memang agak susah menemui apoteker diapotek, namun sekarang dengan telah bergesernya paradigma pelayanan kefarmasian dari drug oriented ke patient oriented menjadikan tantangan tersendiri bagi apoteker untuk memberikan pelayanan terbaiknya bagi pasien/masyarakat.

Dan akan banyak manfaatnya apabila masyarakat mau berkonsultasi dengan apoteker mulai mendapatkan alternative pengobatan yang terbaik juga mendapatkan alternative biaya yang terjangkau.
Sebagai contoh apabila masyarakat sakit batuk pilek disertai panas tinggi apabila masyarakat menebus resep obat bisa jadi akan mengeluarkan kocek puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Demikian halnya bila menderita tekanan darah tinggi, diabetes dsb yang memaksa Pasien harus mengkonsumsi obat terus menerus.
Namun kalau masyarakat biasa memanfaatkan konsultasi dengan Apoteker, masyarakat akan mendapat solusi dan penjelasan yang terbaik dari apoteker pada saat menebus resep atau mendapatkan obat ... ok

Kalau bisa konsultasi dengan apoteker kenapa tidak?

baca juga di http://www.apotekerindonesia.blogspot.com/ atau http://www.suaraapoteker.blogspot.com/