Rabu, 17 Februari 2010

PRAKTEK PROFESI APOTEKER DI APOTEK SANGAT DINAMIS

PRAKTEK PROFESI APOTEKER DI APOTEK SANGAT DINAMIS


Mungkin tidak semua praktisi diapotek merasakan kedinamisan praktek profesi apoteker di apotek. Hal ini sangat mungkin terjadi karena ada perbedaan manajemen pengelolaan antar apotek. Manajemen pengelolaan yang dilakukan oleh para praktisi.

Kedinamisan ini karena para pengunjung apotek bisa berasal dari segala lapisan dengan tingkat ekonomi dan pendidikan dalam jangkauan yang sangat luas. Dan sering kali pelayanan kefarmasian dianggap masyarakat sebagai pelayanan yang paripurna, meski kenyataannya kita hanya membantu masyarakat dengan pelayanan kefarmasian yang “terbatas”. Tetapi kenyataan ini sangat sulit dihindarkan sehingga sering kali para praktisi di komunitas harus banyak belajar sendiri tentang banyak hal terkait praktik profesinya untuk mengembangkan profesi itu sendiri.

Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh para apoteker praktisi komunitas sering kali tidak hanya terkait obat dan penyakit, tetapi juga terkait banyak hal seperti ekonomi, budaya, psikologi dan lain-lain. Tidak jarang kita juga “terjebak” dalam hal-hal diluar kompetensi kita. Dan bila hal itu terjadi apoteker harus dapat berlaku bijak dan harus mampu menyikapi dan memberikan informasi dan rujukan yang tepat.

Seperti pada cerita berikut. Pada tahun awal-awal saya mendirikan apotek, ada pelanggan yang bertanya kepada saya tentang obat dan penyakit yang diderita oleh familinya. Karena familinya termasuk keluarga yang kurang mampu dan merasa keberatan bila harus kontrol secara terus menerus. Karena alasan itu, dia minta pertimbangan kepada saya sebagai apoteker yang dianggap serba tahu baik masalah obat dan penyakit. Meskipun secara umum saya selalu memdudukan diri dengan kompetensi saya sebagai apoteker.

Pada saat itu dia bercerita kalau familinya adalah remaja perempuan lulus SMU. Dan seingat saya sudah dibawa dua kali kepada dokter, dokter tersebut ada di luar daerah saya dan sangat terkenal sebagai dokter jiwa di daerah saya, dan persisnya saya kurang tahu dengan pasti. Dia bertanya kepada saya apakah saya punya obat, karena kasihan familinya tidak akan mampu melakukan kontrol ke dokter tersebut pada jangka yang panjang.

Kasus ini adalah kasus pertama saya dalam melakukan praktik profesi di apotek yang terkait masalah kesehatan jiwa, oleh karena itu saya ingat betul. Saat itu saya bertanya “kondisi si sakit bagai mana?”. Pelanggan saya secara umum menceritakan keadaan remaja tersebut hanya diam saja dan tidak pernah mau berkomunikasi dengan siapa saja. Sehingga keluarga merasakan kepanikan dan menganggap si remaja tersebut sakit kejiwaan.

Saat itu saya tidak memberikan obat apa-apa, dan hanya memberikan saran, “coba dulu didekati dengan pelan-pelan untuk diajak komunikasi dan tanya kenapa kok sampai diam saja. Dan usahakan cari orang yang paling dekat dengan remaja tersebut, bisa dari dalam keluarga atau teman si remaja”. Saat itu saya mencoba untuk membantu memberikan informasi terkait hal-hal yang mungkin terjadi secara psikologi. Karena bila hal tersebut terkait psikologi, mungkin obat bukan jalan terbaik.

Hampir satu bulan dari kasus itu, pelanggan saya melaporkan kepada saya bila si remaja ternyata hanya kecewa karena tidak bisa melanjutkan kuliah seperti teman-temannya. Padahal si remaja tersebut termasuk lebih bagus nilai akademisnya dibandingkan teman-temannya yang mampu melanjutkan ke bangku kuliah. Dan kenyataannya dalam hal ini obat tidak diperlukan.

Banyak kasus psikologi yang masuk ke apotek saya. Dan terkadang saya rujuk ke psikolog bila dari keluarga mampu dan berpendidikan. Seperti pada kasus beberapa hari yang lalu, pelanggan saya menceritakan anaknya tidak mau BAB dan terlihat seperti trauma bila akan melakukan BAB. Dan pelanggan saya menceritakan bila sebenarnya juga punya rencana ke psikolog dan ternyata juga sudah mempunyai pilihan untuk psikolognya.

Masalah yang sangat komplek yang terjadi di apotek saya terkadang menjadikan diri saya merasa bertambah bodoh menghadapi kenyataan praktek profesi di apotek. Karena apa yang saya dapat dibangku kuliah ternyata masih harus dikembangkan sesuai dengan tempat kita bekerja. Oleh karena itu terkadang saya bermimpi ada pelatihan-pelatihan yang mengakomodasi kasus-kasus yang berkembang di komunitas. Dan bukan hanya kasus-kasus yang berkembang di rumah sakit.

Permasalahan sosial ternyata juga sangat dominan yang tingkat kesulitannya mungkin tidak kalah dengan permasalahan ilmu kefarmasian itu sendiri. Kasus semacam ini mugkin juga dialami oleh sebagian sejawat kita yag ada di komunitas, oleh karena itu saya selalu berpendapat bila permasalahan di komunitas sangat spesifik. Karena spesifiknya ini, maka pengembangan dunia farmasi komunitas juga harus mendapatkan perhatian yang lebih.

Perhatian lebih inilah yang seharusnya juga dilakukan oleh pemerintah dan oraginsasi profesi (IAI). Bukannya kita para apoteker menginginkan penghargaan yang sebesar-besarnya, tetapi hanya kita menginginkan apresiasi atas peran kita didalam pembangunan kesehatan bangsa. Sehingga dalam pengembangan diri profesi bisa berjalan dengan maksimal. Selama ini untuk kasus-kasus yang tanpa menggunakan alat seperti diatas, kita tidak membebankan tarif kepada masyarakat. Tetapi dampak yang ditimbulkan dari peran para apoteker komunitas seperti diatas adalah sangat berarti bagi masyarakat. Baik bila dilihat dari sisi ekonomi, pendidikan kesehatan, dsb.

Semoga kedepan peran apoteker komunitas bisa lebih mendapatkan perhatian dan apresiasi. Sehingga kita para praktisi komunitas bisa bekerja lebih maksimal demi pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik.

Sabtu, 13 Februari 2010

INDUSTRI FARMASI HARUS MENYIAPKAN DIRI

INDUSTRI FARMASI HARUS MENYIAPKAN DIRI



Penerapan TATAP yang benar adalah sangat menguntungkan semua pihak, terutama masyarakat dan pemerintah. Dan penerapan TATAP tentu saja juga akan menyulitkan terutama kepada para pelaku, yang mana itu adalah para apoteker. Karena praktik kefarmasian yang didalamnya termasuk pekerjaan kefarmasian menjadi tanggung jawab apoteker secara langsung. Sehingga apoeker juga harus melakukan persiapan untuk pemberlakuan TATAP.

Bila sebelum pemberlakuan TATAP, bisa dikatakan hampir semua resiko layanan diterimakan kepada tenaga teknis kefarmasian. Dan pada penerapan TATAP resiko layanan sebagian besar akan pindah kepada apoteker, secara resiko tenaga teknis akan sangat diuntungkan dengan pemberlakuan TATAP. Persiapan yang dilakukan oleh apoteker dengan pemberlakuan TATAP adalah menghitung ulang nilai-nilai praktik kefarmasian dengan menyusun SPO (standar prosedur operasional).

Karena dengan SPO semua resiko layanan menjadi lebih bisa diminimalkan baik bagi pelaku layanan atau penerima jasa layanan. Selanjutnya SPO akan semakin bisa memberikan dampak yang baik bagi semua pihak karena kebutuhan layanan menjadi lebih mudah untuk dihitung atau diperhitungkan. Termasuk kepada industri obat, baik PMDN ataupun PMA. Termasuk produknya, baik obat paten, bermerek ataupun generik.

Untuk itu semua industri obat sebaiknya juga mengadaptasikan mulai sekarang dan ikut membantu pelaksanaan program TATAP. Yang pertama agar dampaknya pada penjualan mulai dari distribusi sampai pada penggunaan produknya akan menjadi lebih baik. Kedua hal positif ini justru bisa memaksimalkan laba perusahaan karena lebih terukur, sehingga persiapan juga harus dilakukan sedini mungkin agar usaha efisiensi menjadi lebih mudah. Persiapan oleh industri obat bisa jadi akan melibatkan para praktisi yang terhimpun dalam HISFARMA (sekarang menjadi HAPKI, Himpunan Apoteker Praktisi Komunitas Indonesia). Bukan karena anggota HAPKI ingin menggurui, tetapi angota HAPKI bisa menjadi salah satu sumber data bagi perkembangan industri farmasi termasuk industri obat. Dengan demikian anggota HAPKI bisa membantu dengan memberikan data bila ada industri yang menginginkan data dari anggota HAPKI.

Bila saat ini penjualan obat umumnya hanya dibagi menjadi 3, yaitu: bebas (38%), resep (22%) dan dispensing (40%). Kedepannya obat bisa dibagi menjadi beberapa al :
1. berdasarkan rekomendasi penggunaannya, swamedikasi dan atas dasar rekomendasi tenaga kesehatan.
2. berdasarkan golongannya, bebas, bebas terbatas dan obat keras.
3. berdasarkan segmentasi harganya, segmen bawah, menengah dan atas
4. berdasarkan kelompoknya, generik, bermerek dan paten.
5. berdasarkan kelas terapinya.
6. berdasarkan bentuk sediaannya
7. dsb.
Dengan pengelompokan diatas, maka industri juga harus menyiapkan strategi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dan mempersiapkan sedini mungkin agar tidak terjadi banyak “kejutan” dan akan lebih mampu mempersiapkan diri untuk mengopimalkan laba karena target market menjadi lebih terukur.

Salah satu hal yang patut menjadi perhatian utama sebagai dampak dari penerap TATAP adalah penggunaan obat yang menjadi lebih rasional. Baik rasional dalam penggunaan, harga, komposisi, dosis, dsb. Dengan penggunaan obat yang cenderung menjadi lebih rasional tentu dampak terhadap penjualan obat bisa tejadi. Hal yang terjadi bisa jadi tidak hanya penggunaan obat yang biasanya lebih sering digunakan tidak rasional menjadi tidak laku, tetapi lebih dari itu. Bisa jadi dampaknya menjadi suatu geseran akibat penggunaan obat, atau bisa jadi terjadi peningkatan penggunaan obat semisal obat degeneratif karena tingkat pendidikan masyarakat yang meningkat. Oleh karena itu industri yang lebih menyiapkan diri akan menjadi lebih berhasil.

Seperti kita tahu, dampak yang komplek ini akan menjadi PR bagi kita bersama, kita apoteker praktisi komunitas dan kita industri farmasi juga kita pemerintah dan juga kita semua yang terkait dalam praktik kefarmasian. Semisal kasus akan adanya pergeseran penggunaan obat, yang mana bila penyakit seperti hipertensi yang ditangani dengan baik, maka dampaknya bisa menjadikan kasus resiko terkena stroke akan turun. Disini bukan berarti industri permintaan obat akan turun, tetapi bisa jadi akan naik karena kepatuhan pasien dalam menggunakan obat dengan benar akan naik dan harapan hidup juga akan naik. Bila harapan hidup naik, maka jumlah pemakaian obat juga akan naik.

Bila kita benar-benar mempersiapkan ini, maka akan ada saling ketergantungan antara industri farmasi dan apoteker praktisi komunitas dalam menyiapkan semua akibat dampak penerapan TATAP. Kita harus mempersiapkan ini semua dan kerja sama adalah solusi yang paling tepat. Sebenarnya bukan hanya dampak dari penerapan TATAP ini saja yang mengharuskan industi obat dan apoteker bekerja sama, tetapi pada banyak hal termasuk dampak penerapan asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan yang diberlakukan kepada seluruh rakyat secara nasional.

Seperti juga pada penerapan jaminan kesehatan ini, bila industri obat tidak bisa melakukan antisipasi secara tepat dan cermat bisa jadi akan mengalami kesulian kedepannya. Banyak model yang mungkin kita cermati akibat dampak dari jaminan kesehatan dan semua itu seharusnya dihitung dengan banyak pihak termasuk dengan apoteker praktisi komunitas. Karena pada para praktisi komunitas banyak data yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Semoga industri farmasi bisa menyiapkan diri dengan baik yang dikarenakan perkembangan dunia kesehatan yang dinamis, dan semoga industri farmasi juga menyadari betapa pentingnya arti dari suatu kehidupan.

Kamis, 11 Februari 2010

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT TERBANG

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT TERBANG



Waktu mendapatkan undangan pelantikan Pengurus Pusat dan Majelis Pembina Etik Apoteke Pusat Ikatan Apoteer Indonesia, sebenarnya saya inginnya berangkat naik kereta api. Tetapi sejawat bangkalan bilang kalau lebih enakan naik pesawat, padahal menurut pendapat saya lebih enakan berangkat naik kerata. Karena pertimbangan lebih menghemat waktu saya akhinya putuskan naik pesawat dan beli tiket PP didepan rumah.

Doa saya yang pertama adalah bertemu teman saat naik pesawat, dan doa saya terkabul. Maklum orang udik yang hampir tidak pernah kemana-mana, tiba-tiba harus naik pesawat bisa jadi menjadi masalah tersendiri buat saya. Kebetulan saya betemu Prof Siswandono dan Pak Totok yang baru saja cek in. girang hati saya, wow dalam hati, melonjak riang didalam hati seperti anak kecil. Kita ngobrol sebentar trus Pak Totok bilang kesaya, “dik minta tempat duduk jejer kita saja”. Hal yang sebelumnya tidak saya pikirkan sebelumnya dan ternyata banyak kemudahan didalam keberangkatan saya ke Jakarta.

Ada beberapa hal yang saya obrolkan dengan prof Sis, yang pertama adalah cara berpikir analitik yang saya gunakan didalam blog saya. Yang mana cara ini terinspirasi dari tugas yang diberikan oleh Pak Noor Ifansyah saat mata kuliah fitofarmaka. Saya ingat benar bila aku adalah salah satu yang jawabannya diapresiasi baik. Saat itu kita diberi tugas mengapresiasi berita dari media tentang ditemukannya aflatoksin dalam jamu. Saat itu saya senang sekali karena jawaban saya diterima, saya lebih bangga bila jawaban saya dianggap benar dari pada nilai yang diberikan, dan sepanjang hidup saya bisa dikataan saya sekolah bukan untuk mencari atau mementingkan nilai, tetapi saya lebih suka mencari atau mementingkan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan.

Pak Noor Ifansyah bisa dikatakan adalah yang mengnspirasi cara berpikr saya dalam menulis blog ini, karena telah memberikan tugas waktu itu. Dan yang menjadi penting disini adalah cara berpikir yang beliau ajarkan dalam berpikir analitik dan sering saya gunakan dalam mengahdapi banyak permasalahan. Pak Noor Ifansyah juga menjadi dosen penguji saat ujian pendadaran apoteker bersama Prof Syamsiah (waktu menguji saya belum profesor) dan penguji saya yang ketiga adalah Prof Sis (waktu itu menjadi dosen penguji yang termuda dan belum profesor. Saya sangat patut sekali bersukur dan berterima kasih kepada Pak Noor Ifansyah yang telah mengajari cara berpikir mengunakan nilai-nilai yang sampai sekarang saya gunakan, terutama dalam menulis blog ini.

Dari ketiga dosen penguji pendadaran waktu itu, yang paling saya takuti adalah Prof Sis, bukan karena yang paling jago atau yang paling pintar, tetapi karena yang paling muda dan belum doktor waktu itu. Setiap kali ada ujian diskusi sangat jarang saya gagal bukan karena pintar, tetapi karena saya lebih bisa membaca psikologi dosennya sehingga saya menjadi lebih mudah didalam mengatasi diskusi secara psikologi. Menghadapi dosen senior dalam pendadaran tidak sulit, karena dosen senior biasanya lebih mengutamakan cara berpikir rasional dan profesional ketimbang cara berpikir yang menghafal. Sehingga pertanyaannyapun biasanya lebih mudah buat saya karena mengalir dan mengajak berpikir. Dan ketakutan saya terbukti, karena dosen yang masih muda lebih sering menanyakan hal yang sifatnya lebih menhapal, belum mengarah pada ilmu sebagi filsafat atau semacam itu.

Pertanyaan yang mengajak berpikir biasanya kita tidak diberi pertanyaan yang harus dijawab 100% benar, tetapi bagaiman kita bisa mengabil keputusan untuk menjawab secara rasional dan analitik. Dan sekarang saya bisa mengingat jasa orang-orang yang telah membentuk saya, dan banyak orang yang membetuk saya dan semuanya berjasa kepada saya.

Kembali kepada obrolan dengan Prof Sis yang sekarang jauh berbeda dengan saat menguji saya waktu pendadaran. Sekarang prof Sis lebih bisa menjadi seorang inspirator bagi saya bahkan mungkin melebihi dari senior-seniornya. Obrolan akhirnya masuk pada ranah keahlian Prof Sis, yang mana terkait kimia medisinal. Hal yang sangat menarik saya adalah saat ini uji aktifitas obat tardisional bisa dilakukan hanya dengan perhitungan kimia medisinal asal rumus strukturnya diketahui. Hal yang baru buat saya, karena saat kuliah dulu ini setahu saya belum pernah diajarkan.

Bagaimanapun saya sangat terkesan dengan pengalaman saya naik pesawat terbang pertama saya. Banyak ilmu yang bisa saya dapatkan dan inspirasi yang sangat hebat bagi hidup saya. Hal yang luar biasa bila bahan obat bisa dihitung mulai dari penyerapan sampai aktifitasnya, asal rumus strukturnya diketahui. Mungkin saja kedepan uji aktiftas tanaman obat in vitro dan in vivo akan semakin berkurang, karena sebagian akan digantikan dengan perhitungan kimia medisinal. Bila dulu yang dijadiakan alasan penelitian obat tradisional adalah penggunaan empiris, kedepan mungkin bisa saja gugus-gugus tertentu dalam molekul menjadi pertimbangan awal dari suatu penelitian obat tradisional.

Karena kaitan gugus-gugus tertentu itulah yang berperan didalam kaitannya dengan reseptor. Suatu keberuntungan bertemu seorang pakar. Dunia menjadi lebih terbuka. Hidup menjadi lebih indah. Nilai-nilai adalah suatu kebutuhan. Sedemikian jauh perkembangan ilmu kefarmasian. Sepertinya kedepan kita tidak mungkin meninggalkan nilai-nilai yang semakin rasional, yang semakin murah karena lebih mudah dan lebih bisa diperhitungkan sebelum dilakukan uji yang sebenarnya. Bisa dibayangkan betapa sangat mahal harga penelitian obat sebelum ditemukannya kimia medisinal. Kimia medisinal menurut saya bisa menjadi salah satu inspirasi kemajuan sains kefarmasian kedepan.

Dan inspirasi yang lebih aku rasakan dari prof Sis pribadi adalah nilai-nilai kehidupan. Kimia medisinal sangat menginspirasi, tetapi nilai-nilai dari Prof Sis juga sangat memberi aku inspirasi. Nilai-nilai terkait pekerjaan, belajar, mendidik anak, berjuang dsb. Inspirasi ini bisa lebih memberikan warna dan corak dan semakin memberi nilai-nilai.

Kedepan, pengembangan obat tradisional bisa jadi tidak akan lepas dari kimia medisinal. Dan kemungkinan-kemungkinan lain adalah sangat dimungkinkan penemuan obat baru dari Indonesia bila ada banyak profesor-profesor seperti Prof Sis. Karena kita mempunyai banyak bahan kimia alam yang sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi bahan obat. Suatu hal yang luar biasa dari kimia medisinal. Mungkin penentuan pelarut dalam ekstraksi tanaman obat bisa ditentukan secara kimia medisinal. Mugkin juga empiris obat tradisional kedepan akan banyak yang dipatahkan oleh kimia medisinal. Isolasi tanaman obat mungkin juga tidak lepas dari teori-teori kimia medisinal. Obat tradisional kedepannya bisa jadi tidak akan tradisional lagi bila mendapat sentuhan kimia medisinal.

Mungkin pemerintah dalam mengembangkan obat tradisional atau perusahaan jamu dalam mengembangkan obat tradisional membutuhkan teori-teori itu kedepannya. Bila menginginkan hasil yang masimal dan harga lebih murah. Dunia molekuler semakin terbuka. Semoga sukses buat Prof Sis, terima kasih ilmu yang telah dibagikan dalam pesawat pertama dalam hidup aku. Semoga jalan hidup aku juga semakin pesat seperti laju pesawat pertamaku.

Inspirasi menuju bangsa yang lebih maju, lebih efisien. Dan semoga bangsa kita memiliki banyak ahli seperti Prof Sis. Yang siap bekerja demi kemajuan kemanusiaan.