Kamis, 11 Februari 2010

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT TERBANG

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT TERBANG



Waktu mendapatkan undangan pelantikan Pengurus Pusat dan Majelis Pembina Etik Apoteke Pusat Ikatan Apoteer Indonesia, sebenarnya saya inginnya berangkat naik kereta api. Tetapi sejawat bangkalan bilang kalau lebih enakan naik pesawat, padahal menurut pendapat saya lebih enakan berangkat naik kerata. Karena pertimbangan lebih menghemat waktu saya akhinya putuskan naik pesawat dan beli tiket PP didepan rumah.

Doa saya yang pertama adalah bertemu teman saat naik pesawat, dan doa saya terkabul. Maklum orang udik yang hampir tidak pernah kemana-mana, tiba-tiba harus naik pesawat bisa jadi menjadi masalah tersendiri buat saya. Kebetulan saya betemu Prof Siswandono dan Pak Totok yang baru saja cek in. girang hati saya, wow dalam hati, melonjak riang didalam hati seperti anak kecil. Kita ngobrol sebentar trus Pak Totok bilang kesaya, “dik minta tempat duduk jejer kita saja”. Hal yang sebelumnya tidak saya pikirkan sebelumnya dan ternyata banyak kemudahan didalam keberangkatan saya ke Jakarta.

Ada beberapa hal yang saya obrolkan dengan prof Sis, yang pertama adalah cara berpikir analitik yang saya gunakan didalam blog saya. Yang mana cara ini terinspirasi dari tugas yang diberikan oleh Pak Noor Ifansyah saat mata kuliah fitofarmaka. Saya ingat benar bila aku adalah salah satu yang jawabannya diapresiasi baik. Saat itu kita diberi tugas mengapresiasi berita dari media tentang ditemukannya aflatoksin dalam jamu. Saat itu saya senang sekali karena jawaban saya diterima, saya lebih bangga bila jawaban saya dianggap benar dari pada nilai yang diberikan, dan sepanjang hidup saya bisa dikataan saya sekolah bukan untuk mencari atau mementingkan nilai, tetapi saya lebih suka mencari atau mementingkan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan.

Pak Noor Ifansyah bisa dikatakan adalah yang mengnspirasi cara berpikr saya dalam menulis blog ini, karena telah memberikan tugas waktu itu. Dan yang menjadi penting disini adalah cara berpikir yang beliau ajarkan dalam berpikir analitik dan sering saya gunakan dalam mengahdapi banyak permasalahan. Pak Noor Ifansyah juga menjadi dosen penguji saat ujian pendadaran apoteker bersama Prof Syamsiah (waktu menguji saya belum profesor) dan penguji saya yang ketiga adalah Prof Sis (waktu itu menjadi dosen penguji yang termuda dan belum profesor. Saya sangat patut sekali bersukur dan berterima kasih kepada Pak Noor Ifansyah yang telah mengajari cara berpikir mengunakan nilai-nilai yang sampai sekarang saya gunakan, terutama dalam menulis blog ini.

Dari ketiga dosen penguji pendadaran waktu itu, yang paling saya takuti adalah Prof Sis, bukan karena yang paling jago atau yang paling pintar, tetapi karena yang paling muda dan belum doktor waktu itu. Setiap kali ada ujian diskusi sangat jarang saya gagal bukan karena pintar, tetapi karena saya lebih bisa membaca psikologi dosennya sehingga saya menjadi lebih mudah didalam mengatasi diskusi secara psikologi. Menghadapi dosen senior dalam pendadaran tidak sulit, karena dosen senior biasanya lebih mengutamakan cara berpikir rasional dan profesional ketimbang cara berpikir yang menghafal. Sehingga pertanyaannyapun biasanya lebih mudah buat saya karena mengalir dan mengajak berpikir. Dan ketakutan saya terbukti, karena dosen yang masih muda lebih sering menanyakan hal yang sifatnya lebih menhapal, belum mengarah pada ilmu sebagi filsafat atau semacam itu.

Pertanyaan yang mengajak berpikir biasanya kita tidak diberi pertanyaan yang harus dijawab 100% benar, tetapi bagaiman kita bisa mengabil keputusan untuk menjawab secara rasional dan analitik. Dan sekarang saya bisa mengingat jasa orang-orang yang telah membentuk saya, dan banyak orang yang membetuk saya dan semuanya berjasa kepada saya.

Kembali kepada obrolan dengan Prof Sis yang sekarang jauh berbeda dengan saat menguji saya waktu pendadaran. Sekarang prof Sis lebih bisa menjadi seorang inspirator bagi saya bahkan mungkin melebihi dari senior-seniornya. Obrolan akhirnya masuk pada ranah keahlian Prof Sis, yang mana terkait kimia medisinal. Hal yang sangat menarik saya adalah saat ini uji aktifitas obat tardisional bisa dilakukan hanya dengan perhitungan kimia medisinal asal rumus strukturnya diketahui. Hal yang baru buat saya, karena saat kuliah dulu ini setahu saya belum pernah diajarkan.

Bagaimanapun saya sangat terkesan dengan pengalaman saya naik pesawat terbang pertama saya. Banyak ilmu yang bisa saya dapatkan dan inspirasi yang sangat hebat bagi hidup saya. Hal yang luar biasa bila bahan obat bisa dihitung mulai dari penyerapan sampai aktifitasnya, asal rumus strukturnya diketahui. Mungkin saja kedepan uji aktiftas tanaman obat in vitro dan in vivo akan semakin berkurang, karena sebagian akan digantikan dengan perhitungan kimia medisinal. Bila dulu yang dijadiakan alasan penelitian obat tradisional adalah penggunaan empiris, kedepan mungkin bisa saja gugus-gugus tertentu dalam molekul menjadi pertimbangan awal dari suatu penelitian obat tradisional.

Karena kaitan gugus-gugus tertentu itulah yang berperan didalam kaitannya dengan reseptor. Suatu keberuntungan bertemu seorang pakar. Dunia menjadi lebih terbuka. Hidup menjadi lebih indah. Nilai-nilai adalah suatu kebutuhan. Sedemikian jauh perkembangan ilmu kefarmasian. Sepertinya kedepan kita tidak mungkin meninggalkan nilai-nilai yang semakin rasional, yang semakin murah karena lebih mudah dan lebih bisa diperhitungkan sebelum dilakukan uji yang sebenarnya. Bisa dibayangkan betapa sangat mahal harga penelitian obat sebelum ditemukannya kimia medisinal. Kimia medisinal menurut saya bisa menjadi salah satu inspirasi kemajuan sains kefarmasian kedepan.

Dan inspirasi yang lebih aku rasakan dari prof Sis pribadi adalah nilai-nilai kehidupan. Kimia medisinal sangat menginspirasi, tetapi nilai-nilai dari Prof Sis juga sangat memberi aku inspirasi. Nilai-nilai terkait pekerjaan, belajar, mendidik anak, berjuang dsb. Inspirasi ini bisa lebih memberikan warna dan corak dan semakin memberi nilai-nilai.

Kedepan, pengembangan obat tradisional bisa jadi tidak akan lepas dari kimia medisinal. Dan kemungkinan-kemungkinan lain adalah sangat dimungkinkan penemuan obat baru dari Indonesia bila ada banyak profesor-profesor seperti Prof Sis. Karena kita mempunyai banyak bahan kimia alam yang sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi bahan obat. Suatu hal yang luar biasa dari kimia medisinal. Mungkin penentuan pelarut dalam ekstraksi tanaman obat bisa ditentukan secara kimia medisinal. Mugkin juga empiris obat tradisional kedepan akan banyak yang dipatahkan oleh kimia medisinal. Isolasi tanaman obat mungkin juga tidak lepas dari teori-teori kimia medisinal. Obat tradisional kedepannya bisa jadi tidak akan tradisional lagi bila mendapat sentuhan kimia medisinal.

Mungkin pemerintah dalam mengembangkan obat tradisional atau perusahaan jamu dalam mengembangkan obat tradisional membutuhkan teori-teori itu kedepannya. Bila menginginkan hasil yang masimal dan harga lebih murah. Dunia molekuler semakin terbuka. Semoga sukses buat Prof Sis, terima kasih ilmu yang telah dibagikan dalam pesawat pertama dalam hidup aku. Semoga jalan hidup aku juga semakin pesat seperti laju pesawat pertamaku.

Inspirasi menuju bangsa yang lebih maju, lebih efisien. Dan semoga bangsa kita memiliki banyak ahli seperti Prof Sis. Yang siap bekerja demi kemajuan kemanusiaan.

2 komentar:

  1. amin.semoga nantinya banyak farmasis yang tertarik mendalami kimia medisinal.Meski buat saya kimia medisinal itu sulit.

    BalasHapus
  2. Loh, mbak ini judulnya nggak salah khan ?
    "PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT TERBANG"

    BalasHapus