Kamis, 13 Mei 2010

PERKEMBANGAN APOTEKER KOMUNITAS

PERKEMBANGAN APOTEKER KOMUNITAS


Perkembangan apoteker komunitas kedepan harus menjadi perhatian yang lebih dari berbagai pihak, karena apoteker komunitas menjadi penentu akhir dari tujuan pengobatan. Bisa jadi diagnosa yang dilakukan dokter tepat, tetapi bila pada penyerahan obatnya tidak memenuhi standar layanan kefarmasian, bisa jadi hasil pengobatan kurang optimal.

Selain itu apoteker komunitas juga menjadi sumber data bagi perkembangan dunia farmasi. Dan tidak mungkin perguruan tinggi farmasi dapat berkembang tanpa melibatkan apoteker komunitas. Hubungan apoteker komunitas dengan perguruan tinggi farmasi menjadi sangat penting. Perguruan tinggi farmasi tidak hanya sekedar meluluskan apoteker semata, tetapi juga harus memonitor dan membantu untuk berkembang selanjutnya, karena perguruan tinggi farmasi bisa dianggap sebagai pusat penggalian IPTEK kefarmasian.

Bila pada tahun tahun yang lalu, perguruan tinggi farmasi bisa dikatakan cukup ego dengan menganggap dirinya adalah segalanya didalam mengembangkan IPTEK, pada masa mendatang hubungan saling ketergantungan akan semakin tercipta. Banyak hal yang selama ini dikembangkan oleh para praktisi dikomunitas yang belum tersentuh perguruan tinggi. Dan apa yang dikembangkan para praktisi ini tidak bisa hanya dipandang sebelah mata saja, karena hal-hal teknis sering kali tidak terdeteksi sebelum pekerjaan itu dijalani. Atau dengan kata lain ilmu terapan pada praktek apoteker komunitas tidak bisa hanya digambarkan atau diimajinasikan saja oleh para guru besar.

Sehingga hubungan timbal balik antara apoteker komunitas dan perguruan tinggi farmasi menjadi gerbang ilmu baru dalam perkembangan apoteker komunitas di negeri ini. Bila pada masa dulu apoteker komunitas hanya dipandang sebelah mata, tetapi pada masa mendatang apoteker komunitas justru menjadi dominan melebihi apoteker pada komunitas lain. Saat ini apoteker komunitas siap berkembang dan bersaing didalam perannya membangun kesehatan masyarakat. Bukannya apoteker komunitas akan mengambil alih peran dari tenaga kesehatan lain, tetapi apoteker komunitas akan siap melayani masyarakat dengan penuh dedikasi seperti tenaga kesehatan lain.

Untuk bisa membangun apoteker komunitas, sering kali para praktisi membuat dan melakukan sendiri standar-standar layanan demi persaingan di dalam layanan dan demi lebih memanjakan masyarakat sebagai klien. Agar standar-standar layanan ini kedepannya lebih terarah pada arah yang lebih baik, maka akan sangat penting bila para praktisi ini bergabung pada seminat dan diorganisasi dengan baik oleh IAI ( Ikatan Apoteker Indonesia ). Sehingga kesan berkembang secara sendiri-sendiri seperti saat yang lampau lebih dapat dikurangi. Dan bagaimanapun kebersamaan adalah kekuatan.

Bila kita membicarakan pada tataran yang lebih luas, perguruan tinggi farmasi tidak bisa lepas begitu saja didalam membangun profesi yang berkualitas, oleh karena itu APTFI tidak bisa begitu saja melepaskan IAI di dalam membangun perguruan tinggi yang berkualitas. Saya selalu mengatakan kepada semua pihak bila semua apoteker di depan IAI adalah sama, baik dari lulusan perguruan tinggi dengan akreditasi A maupun akreditasi B, tetapi permasalahan yang dihadapi IAI mungkin akan berbeda didalam pembinaan apoteker baru. Oleh karena itu IAI bagaimanapun juga mempunyai kepentingan terhadap kualitas lulusan.

Selanjutnya pada perkembangannya, APTFI tidak mungkin membangun pendidikan tinggi farmasi yang berkualitas tanpa melibatkan IAI dan perguruan tinggi farmasi yang berkualitas tidak mungkin meninggalkan para praktisi. bila idealisme ini terwujud dalam waktu dekat ini, maka perkembangan dunia farmasi, khususnya farmasi komunitas akan berjalan dengan sangat pesat. Dan kita sebagai praktisi harus pula bersiap-siap menghadapi yunior kita yang bisa jadi akan lebih baik.

3 komentar:

  1. Benar sekali.. Membaca ini, semakin Saya tertantang untuk semakin web komunitas, farmasi.dikti.net ..

    Terimakasih untuk tulisan yang menggugah..

    Salam..
    Maju Terus Farmasi Indonesia

    BalasHapus
  2. Kapan ya Apoteker dan Dokter bisa setara di Indonesia? (Seperti di luar negeri)

    Kapan ya jika anak-anak Indonesia ditanya ntar kalau sudah besar mau jadi apa lalu ada yang menjawab "Mau jadi Farmasis" atau "Mau jadi Apoteker"?

    Anyway, saya sangat setuju bahwa akademisi akan selalu butuh untuk didampingi oleh praktisi, agar pada nantinya para calon praktisi akan siap untuk terjun ke masyarakat, sesuatu yang masih belum terealisasi dengan baik hingga saat ini.

    BalasHapus
  3. @supiido, sebagian sejawat kita sudah setara, sejawat yang melakukan praktek profesi secara benar sudah setara dengan dokter pada banyak hal, bahkan sebagian mungkin bisa dikatakan lebih dari kebanyakan dokter. meski belum semua, tetapi kita sedang menuju kesana. saya percaya IAI kedepan sudah menyiapkan langkah2 strategis yang bisa mendukung harapan kamu. saya rasa tidak akan lama tergantung dari kesiapan teman2 sejawat tentunya. semua itu bisa di capai dalam waktu satu dua tahun kedepan bila kita benar2 sudah siap.

    BalasHapus