Jumat, 22 Januari 2010

PERAN HISFARMA KEDEPAN

PERAN HISFARMA KEDEPAN



Peran HISFARMA saat ini sudah mulai terlihat dengan mulainya diakuinya HISFARMA oleh salah satu PTF di Indonesia didalam usaha membentuk apoteker yang berkualitas. Dengan segala keterbatasannya HISFARMA mulai menjalankan amanah membimbing apoteker muda untuk menjadi apoteker yang profesional di apotek dan disarana yang terkait kemasyarakatan. Dengan tekat ingin mengembangkan profesionalisme apoteker yang lebih sesuai dengan kebutuhan, hambatan hambatan yang ada justru menjadi data dan justru memperkuat usaha tersebut.

HISFARMA adalah komunitas apoteker yang mengabdikan diri pada layanan masyarakat yang mana layanan dilakukan secara langsung oleh apoteker. Sehingga apa yang menjadi resiko dari dasil layanan ini harus diketahui oleh apoteker. Layanan yang dilakukan langsung oleh apoteker bisa diapotek, puskesmas atau layanan masyarakat yang lain yang membutuhkan peran apoteker. Dari sinilah HISFARMA ada dan mulai menghitung kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami oleh anggota yang melakukan layanan secara aktif. Dan bagaimanapun juga tenaga kesehatan adalah tenaga layanan yang harus siap membantu siapa saja anggota masyarakat yang membutuhkan layanan.

Ada beberapa hal yang harus diagendakan oleh HISFARMA didalam membangun sebuah profesi. Hal pertama adalah membantu PTF dalam keikut sertaan membimbing apoteker muda menjadi apoteker yang profesioal. Kedua, mengadakan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang berbasiskan profesi kepada sejawat apoteker. Ketiga mengembangkan SPO-SPO yang berbasiskan layanan. Selanjutnya mengembangkan semua itu sesuai dengan perkemangan sains kefarmasian dan kemasyarakatan.

Agar peran apoteker ini menjadi lebih baik dan lebih dapat dipertangung jawabkan, maka perlulah apoteker lewat HISFARMA mendesain profesi yang lebih sesuai dengan kebutuhan layanan. Yang melibatkan seluruh anggota HISFARMA didalam penyusunan tersebut. Oleh karena itu saat ini HISFARMA membutuhkan segala buah pikiran dari anggota dan HISFARMA harus melakukan konsolidasi anggota.

Konsolidasi anggota menjadi sangat peting sampai kapanpun selama himpunan seminat ini masih eksis. Dan konsolidasi anggota merupakan salah satu dari usaha didalam memajukan profesi secara bersama sama. Yang mana dengan melibatkan semua anggota akan didapatkan hasil yang lebih baik. Dan konsolidasi anggota merupakan suatu kebutuhan bersama antara anggota itu sendiri, dan himpunan seminat hanyalah merupakan wadah dan memfasilitasi saja. Segala keputusan ada pada anggota.

Demikian pentingnya arti anggota bagi HISFARMA, maka konsolidasi anggota dilakukan dengan :

1. Menggali kepentingan HISFARMA bagi anggota, yang mana kepentingan itu al:
- Perkembangan sains terkait praktek profesi berkembang sangat pesat.
- Perkembangan manajemen pengelolaan apotek juga selalu berkembang.
- Selanjutnya paradigma pratik apoteker juga berkembang
Oleh karena itu, HISFARMA harus mampu menjawab semua permasalahan profesi dan mengembangkan profesi. Disinilah daya tarik buat anggotanya, yang mana bila kita tidak ingin ketinggalan didalam menjalankan profesi kita harus masuk menjadi anggota HISFARMA. Selain HISFARMA harus menjadi tempat informasi bagi angotanya juga menjadi tempat kajian profesi apoteker. Sebagai tempat kajian HISFARMA bisa diharapkan akan mampu membawa profesi apoteker berkembang pesat, dan HISFARMA akan menjadi kebutuhan bagi semua apoteker anggota IAI yang aktif dalam menjalankan pratik profesi dimasyarakat.


2. Menentukan keanggotaan HISFARMA, siapa saja yang akan menjadi anggota HISFARMA harus ditentukan agar arah dari HISFARMA menjadi jelas. Perjuangan HISFARMA juga menjadi lebih tepat. Dari banyak masukan, angota HISFARMA adalah semua apoteker yang didalam menjalankan praktik profesi berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai klien. dan dari definisi itu HISFARMA bisa saja terdiri dari : apoteker praktik di apotek, apoteker praktik di PKM dan bisa juga ditempat lain.

3. Persaratan menjadi anggota HISFARMA juga harus ditentukan yang antara lain :
- anggota IAI
- praktisi aktif
- mengikuti workshop
- mau mengikuti pelatihan pelatihan SPO dan mengikuti standar pelayanan yang ditentukan HISFARMA
- memenuhi persaratan administratif

4. Hak dan Kwajibab Anggota HISFARMA
Hak anggota HISFARMA
- Mendapatkan informasi terkait praktik profesi
- Mengkuti pelatihan yang diselenggarakan HISFARMA
- Kartu anggota
- Mendapatkan perlindungan dalam praktik profesi
- Bantuan didalam mendirikan apotek sendiri
Kwajiban anggota HISFARMA
- Memberikan konstribusi kepada HISFARMA
- Mengikuti dan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang diselenggarakan HISFARMA yang sesuai dengan praktik profesi apoteker dimana bekerja
- Mengikuti perkembangan IPTEK terkait kefarmasian
- Bertangung jawab terhadap profesi dan perkembangan profesi
- Menjalankan kode etik
- Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
- Mendukung pemerintah didalam membangun kesehatan, baik kuratif dan prekuentif
- Mau dijadikan sumber data penelitian baik yang diselenggarakan oleh HISFARMA, PTF dan Pemerintah
- Mengembangkan profesi secara mandiri
- Berperan secara aktif didalam meningkatkan derajat pendidikan kesehatan masyarakat.

5. Lepasnya keanggotaan HISFARMA karena al:
- kesadaran sendiri
- dikeluarkan, karena al:
• melangar berat kode etik
• melangar perundangan dan peratuan pemerintah
• tidak lagi menjadi praktisi aktif
• tidak pernah mengikuti pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang diselenggarakan HISFARMA dalam waktu dua tahun berturut-turut
• dikeluarkan dari IAI

Sebagai ajang komunikasi dan pengembangan profesi, HISFARMA kedepan tentu saja akan diharapkan untuk lebih mampu menggali semua potensi yang berkembang didalam tubuh profesi itu sendiri. Bagaimanapun juga HISFARMA juga tidak bisa lepas dari kebijakan pemerintah didalam dunia kesehatan, oleh karena itu sudah sewajarnya bila pemerintah mendukung peran aktif HISFARMA didalam pembangunan kesehatan bangsa. Toh semua ini juga demi kita semua.

Semoga masukan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi HISFARMA untuk mengembangkan diri kedepan dengan mengedepankan profesionalisme didalam menjalankan praktik profesi. Karena dengan mengedepankan profesionalisme berarti mengedepankan kepentingan masyarakat, profesi dan pemerintah. Dan menurut hitungan saya tidak ada yang dirugikan dengan mengedepankan profesionalisme tetapi justru akan menguntungkan semua pihak yang terlibat didalam dunia farmasi. Semoga hipotesa saya ini benar dan kedepan HISFARMA benar-benar mampu menjawab semua permasalahan profesi.

( www.hisfarma.blogspot.com tulisan ini sebagai masukan dalam rapat konsolidasi anggota HISFARMA )

7 komentar:

  1. Saya paham dg tulisan di atas, agar Apoteker menjadi baik. Tapi ketentuan2nya sangat memberatkan.
    Hisfarma bukannya dibentuk mulai dr tingkat cabang.
    terus siapa yg berhak menghakimi dan membatalkan keanggotaan Hisfarma?

    Anggota harus dibina bukannya diberhentikan, kecuali mereka tidak mau lagi dibina.

    BalasHapus
  2. ini kan baru usulan, terus keputusan semua tergantung dengan para anggota sendiri. berat dan tidak adalah sangat relatif dan bila merasa berat beri masukan biar lebih ringan. hisfarma baru dibenuk pada tingkat daerah dan tugas HISFARMA berbeda dengan IAI. pesan moral sebagai dasar dalam membentuk HISFARMA lebih terasa bagi saya.

    pesan moral bagi masyarakat, bagi anggota sendiri dan bagi pemerintah adalah hal yang sangat terkait. bagi saya pribadi masalah pemberhentiaan anggota HISFARMA juga menjadi keputusan anggota secara kolektif, bukannya keptusan individu pengurus HISFARMA. disinilah pentingnya HISFARMA didalam organisasi. Saat ini anggota HISFARMA lebih sedikit dibandingkan anggota IAI, tetapi permasalahan yang muncul didalam memutuskan masalah justru lebih seru. karena selama ini pengurus dan anggota HISFARMA secara umum justru lebih menguasai keadaan praktik yang nyata, bukan hanya imajinasi.

    temuan2 masalah praktik profesi menjadi dasar didalam memutuskan permasalahan didalam HISFARMA. dan anggota yang tidak aktif didalam melakukan profesi mungkin tidak dibutuhkan didalam kepengurusan HISFARMA, karena justru akan membuat praktik profesi menjadi kisruh saja. tetapi ini hanya anggapan saya saja. klu anda mempunyai argumen lain atau temuan lain bolehlah dibahas didalam blog ini meskipun anda bukan anggota HISFARMA.

    BalasHapus
  3. Terimakasih..............
    Meskipun kami bukan anggota HISFARMA, tapi waktu2 kami setiap saat kami dedikasikan untuk pelayanan pd masyarakat meskipun secara verbal kami tidak menggunakan SPO atau sejenisnya. kami memberikan pelayanan dg hati untuk kenyamanan pasien.
    Btw, memang masalah kita pada praktek di pelayanan sangat komplex, kami lebih berharap HISFARMA bukanlah organisasi yg berdiri sendiri yg hanya lingkup anggotanya saja, tetapi HISFARMA harus lebih proaktif dalam memberikan masukkan2, solusi2 untuk apoteker secara keseluruhan (meskipun bukan anggota) sehingga apa yg di cita2kan kita bersama bisa terwujud dg lbh cepat dan lbh baik........
    Mohon maaf kami sampe hari ini belum bisa bergabung dg hisfarma, karena kesibukan kami untuk memberikan pelayanan kepada pasien.......
    Kami juga belum sempat ikut PFB hisfarma di Unair surabaya........
    mungkin suatu hari nanti kami bisa.....
    mohon doanya.......
    Semoga dlm kami memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak bertentangan dg kode etik dan cita2 luhur kita bersama.

    BalasHapus
  4. benar sekali pak, poin ini yang aku suka
    "kami lebih berharap HISFARMA bukanlah organisasi yg berdiri sendiri yg hanya lingkup anggotanya saja, tetapi HISFARMA harus lebih proaktif dalam memberikan masukkan2, solusi2 untuk apoteker secara keseluruhan (meskipun bukan anggota) sehingga apa yg di cita2kan kita bersama bisa terwujud dg lbh cepat dan lbh baik........"

    HISFARMA bukan bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi bekerja untuk memperjuangkan layanan yang lebih manusiawi. pada point ini aku suka dan kita sepertinya seide atau mungkin justru ide anda lebih baik dari saya. maka dari itu lebih baik anda bergabung dengan HISFARMA. sekali lagi blog ini bukan punya HISFARMA resmi, tetapi milik aku yang sengaja aku dedikasikan buat hisfarma. bila semua apoteker seperti anda yang melakukan pelayanan dengan hati, tentu semua masyarakat akan mengapresiasi apoteker dengan baik.

    selamat buat anda yang telah melakukan pelayanan dengan hati dan semoga bisa menjadi contoh bagi kami semua. sekali lagi pelayanan dengan hati.

    BalasHapus
  5. Man, selama ini kegiatan organisasi profesi apoteker yang bernama apapun juga dirasakan TIDAK mengakomodasi need anggotanya atau profesi yang dinaunginya. Malah yang nampak adalah menekan para apoteker dengan banyak ketentuan seolah kita para apoteker ini adalah kuda liar yang binal.

    Tengok dan sebutkan apa saja kebijakan atau program yang sudah berjalan, adakah yang secara langsung meringankan para apoteker untuk berprofesi dengan mudah? Misal sertifikasi kompetensi, dengan membayar uang yang tidak sedikit, apakah bisa memberikan leverage untuk profesi apoteker? Apakah program tersebut dapat menaikkan nilai tawar apoteker? Jawabnya TIDAK.

    Ke depan saya melihat keperluan bahwa organisasi profesi apoteker HARUS ikut mengatur distribusi obat-obatan, agar nilai tawar apoteker terkatrol. Selama ini obat-obatan, terutama yang berlabel OTC dan Food suplemen diperdagangkan layaknya consumer good. Sehingga toko-toko retail swalayan berjaringan dapat membuat apotek-apotek kecil bangkrut karena harga mereka sangat murah.

    Dengan resep dokter yang hanya berkisar 10% hingga 20%, sebenarnya praktis pendapatan terbesar apotek adalah obat-obatan OTC serta food suplemen ini. Hal ini mungkin tidak terlalu dirasakan apotek di kota kecil yang jumlah toko retail swalayan berjaringan tidak terlalu banyak, sebab mereka juga bisa "nyambi" menjual susu atau komoditi yang tergolomg fast moving consumer good yang lain. Akan tetapi di kota besar jelas keberadaan toko retail swalayan berjaringan ini menjadi masalah besar.

    Organisasi profesi apoteker ini juga HARUS membatasi profesi lain untuk menjual obat, entah itu dokter, perawat, bidan atau bahkan klinik serta rumah sakit yang tidak mempunyai apoteker penanggung jawab. Hal ini tidak salah-salah amat karena kalau mengacu kepada undang-undang kesehatan, obat hanya boleh dijual di apotek.

    Masih banyak lagi hal-hal lain yang dapat memberi leverage kepada profesi apoteker ini lewat tata distribusi obat. Nah inilah sekarang waktunya untuk organisasi profesi apoteker mengubah paradigma bahwa nilai tawar itu bukan hanya bisa dibangun dari dalam, tetapi juga dari luar.

    Oke Man, selamat berjuang.

    IM

    BalasHapus
  6. PAK SAYA MHN IZIN UTNUTK MENGCOPY PASTE KE ARTIKEL FARMASI DAN TENTUNYA AKAN SAYA CANTUMKAN PULA ALAMAT BLOG INI. UTNTUK KEMAJUAN FARMASI BERSAMA. TERIMAKASH BPK TELAH MEMBERIKAN KONTRIBUSI UNTUK MAHASISWA FARMASI DIMANAPUN...

    BalasHapus
  7. @ANONIM, kopi saja semua, buat saya tidak masalah. mungkin buat sejawat lain tulisan saya justru tidak berguna. bila anda menganggap berguna terima kasih. tulisan ini tidak saya patenkan dan original. semoga bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa farmasi, tetapi juga bagi siapa saja termasuk pemerintah.

    @imam, he3x saya mengerti maksud anda karena sebagian apoteker juga berpendapat seperti anda. tetapi ada perbedaan anda dengan saya, pertama kamu pandai dan saya tidak. kedua pada saat PKL apotek yang sekarang PKP apotek saya bisa memaksimalkan PKP dengan menjebol sebagian manajemen yang ada di apotek PKP dan saya bisa membaca arah manajemen apotek yang saya gunakan untuk PKP dan saya langsung menguji coba pada apotek saya.
    oleh karena itu, saat ini seharusnya PKP di apotek dilakukan di apotek yang pengelolaannya dilakukan oleh apoteker secara langsung dan apoteker tidak boleh menutupi ilmu yang dimiliki baik ilmu kefarmasian dan manajemen, sehingga bila saat ada dilapangan menemui banyak hal yang secara teori dan praktek terutama pada pelayanan dan manajemen kita bisa mensikapi dengan lebih profesional.
    kedepan apotek PKP beda dengan jaman kita, yang mana kita lebih banyak belajar pelayanan dari AA, dan kedepan kita bisa belajar langsung dari APOTEKER yang benar2 berdedikasi terhadap profesi. sehingga pada saat lulus diharapkan apoteker menjadi lebih siap menjadi pelayan. masalah distribusi obat oleh swalayan bisa kita bahas dengan analisa SWOT yang umumnya dikembangkan oleh PTF dan SWOT yang dikembangkan saat ini masih banyak kelemahan dan harus terus dikembangkan. yang penting kita tidak berhenti untuk belajar dan belajar. karena dinamika profesi apoteker sangat cepat dan kita memang harus kompetitif meski dengan pemilik modal besar, karena semua sistem mempunyai kelemahan.
    pada saat berjuang lewat organisasi, masalah legalitas seperti peraturan diperjuangkan dan kedalam kita juga harus mempersiapkan apoteker agar lebih kompeten. suatu kemajuan yang sangat besar adalah ditanda tanganinya perjanjian antara HISFARMA dengan FF unair yang mana anggota HISFARMA diharapkan mampu membantu para apoteker muda untuk menjadi pofesional. semoga kedepan kita bisa dikalahkan oleh adik2 kita yang nota bene mengalami pendidikan farmasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan lapangan.

    BalasHapus