Senin, 01 Maret 2010

PENYERAGAMAN PERSEPSI TERHADAP NILAI-NILAI PRAKTIS KEFARMASIAN

PENYERAGAMAN PERSEPSI TERHADAP NILAI-NILAI PRAKTIS KEFARMASIAN



Salah satu hambatan didalam membangun suatu profesi apoteker adalah keseragaman persepsi terhadap nilai-nilai praktis profesi apoteker. Dan nilai-nilai praktis profesi apoteker yang merupakan kompetensi apoteker masih mempunyai makna yang bias sampai saat ini. Penyebab biasnya adalah karena perbedaan sudut pandang dari peran apoteker di masyarakat.

Sehingga tugas berat dari organisasi profesi (IAI) salah satunya adalah penyeragaman persepsi praktis antar praktisi juga antar seminat. Dan untuk menyelesaikan ini IAI sebagai organisasi profesi harus mempunyai langkah-langkah yang tepat,efektif dan strategis, yang dilakukan secara mendasar, kontinyu dan menyeluruh. Dengan melibatkan semua elemen dalam organisasi. Sehingga nilai-nilai yang dihasilkan nantinya bisa lebih dapat diterima dan mewakili pandangan dari semua elemen organisasi, tanpa meninggalkan kepentingan masyarakat.

Bukan tugas yang ringan dalam penyeragaman persepsi ini. Karena perkembangan profesi apoteker yang sudah terlanjur sangat pesat dan sangat diluar perkiraan kita semua pada awalnya. Sehingga penyeragaman ini akan lebih bisa memberikan harapan yang lebih baik dalam pengembangan profesi yang manusiawi dan menurunkan resiko profesi. Juga akan lebih bisa menurunkan gesekan antar profesi kesehatan karena adanya kepentingan profesi yang bersinggungan.

Langkah awal dalam penyeragaman persepsi adalah dengan merumuskan akar permasalahan dan merumuskan semua permasalahan yang berkembang pada tingkatan berikutnya di dalam praktek profesi. Karena dari perumusan akar permasalahan, jalan keluar baru bisa dipikirkan. Yang selanjutnya adalah pembinaan profesi secara berkesinambungan baik dengan pendidikan berkelanjutan ataupun dengan pelatihan-pelatihan.

Penyeragaman profesi ini bukan untuk menjadikan para apoteker agar mempunyai cara yang sama dalam berpikir dan bertindak, tetapi lebih menjadikan profesi agar lebih bisa berpikir dan bertindak sesuai nilai-nilai profesi. Karena penyeragaman hanya menyeragamkan profesi dalam mengambil keputusan dan tindakan atas dasar-dasar dari nilai-nilai profesi yang profesional. Kita tidak mungkin akan membelenggu profesi sehingga kehilangan profesionalismenya dan kita tidak mungkin membiarkan profesi agar bertindak semaunya sehingga hilanglah nilai-nilai profesional. Dengan demikian penyeragaman terhadap nilai-nilai menjadi sangat penting dan strategis.

Kreatifitas profesi tetap diperlukan dan dibutuhkan dalam membangunsuatu profesi, tetapi tetap harus berpegang pada nilai-nilai yang dapat dipertanggung jawabkan. Janganlah membangun kreatifitas yang meninggalkan nilai-nilai profesionalisme yang justru “mengubur” profesi itu sendiri.

Dengan demikian, nilai-nilai yang berkembang sangat liar seperti saat ini sudah saatnya untuk kita luruskan. Dan membangun nilai-nilai tersebut menjadi sangat penting karena akan menjadi langkah awal dalam penyeragaman persepsi profesi yang merupakan salah satu sarat dalam membangun profesi itu sendiri.

Banyak pendekatan yang dilakukan para sejawat kita dalam usaha membangun profesi apoteker, tetapi masih masih sedikit yang berusaha membangun profesi yang dilatar belakangi oleh praktisi. Yang mana praktisi yang memang hanya menggantungkan hidupnya dari menjalankan profesi. Padahal cukup banyak praktisi seperti itu, tetapi umumnya mereka merasa tidak mempunyai waktu dan tempat untuk membicarakan profesi karena berbagai sebab. Bukan karena tidak mampu, tetapi lebih disebabkan karena para praktisi sering kali justru menjadi sangat asing bagi sebagian sejawat lain.

Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama penyeragaman persepsi dapat terwujud dan apoteker mampu berkembang menjadi dirinya sendiri. Dan semoga masyarakat, bangsa dan negara lebih dapat merasakan peran apoteker yang lebih profesional, yang lebih memihak pada pelayanan yang lebih manusiawi.

1 komentar: