Jumat, 26 September 2008

APAKAH APOTEK TEMPAT BERDAGANG OBAT?

APAKAH APOTEK TEMPAT BERDAGANG OBAT?

Bila ada pertanyaan semacam ini, selalu saya tunjukan apa yang telah saya lakukan diapotek terkait pengelolaan apotek.

Apotek adalah tempat masyarakat mengakses informasi kesehatan, dan selama ini saya lakukan dengan gratis. Juga menjadi sarana pendidikan kesehatan masyarakat, yang juga saya lakukan dengan gratis. Bila dilihat dari peran apoteker sebagai salah satu pendidik kesehatan masyarakat atau pencerdas masyarakat akan kesehatan, pantaskah apoteker disebut sebagai sekedar tukang obat?

Banyak pekerjaan apoteker diapotek yang bisa kita jelaskan kepada masyarakat dan pihak lain tentang peran apoteker dalam dunia kesehatan yang tidak hanya sekedar tukang obat. Banyak pula informasi yang kita berikan kepada masyarakat pendidik atau guru terkait ilmu pengetahuan yang terkait dunia kefarmasian. Salah satunya adalah bagaimana mencari bahan alternatif untuk mendeteksi amilum untuk praktikum anak SD bila bahan yang dicari tidak ada. Atau kemana mereka mencari bahan kimia yang diperlukan untuk praktikum anak SD bila dalam buku petunjuk praktikum tidak disebutkan dimana bisa mencari bahan tersebut.

Pernah suatu saat ada guru SD mencari asam sulfat guna mengikuti lomba ilmiah SD. Sebagai apoteker diapotek saya merasa harus ikut peduli dengan dunia pendidikan. Saya waktu itu memberikan informasi agar membeli saja aqua zuur untuk accu. Informasi sederhana semacam ini seringkali masyarakat juga tidak tahu, disinilah salah satu peran apoteker dalam masyarakat. Apakah dengan peran seperti ini masih pantas apoteker hanya disebut sebagai tukang obat?

Banyak hal yang bisa apoteker lakukan diapotek demi masyarakat disekitar kita. Bila apoteker hanya sebagai pedagang obat, tentu saja kita tidak akan menolak bila ada pembeli, tetapi kenyataannya kita seringkali menolak permintaan mereka bila kita menganggap kurang atau tidak rasional. Sebagai contoh, pernah ada seorang bapak muda yang baru mempunyai seorang bayi yang baru hanya minum ASI datang ke apotek "Pak bayi saya sudah satu hari lebih tidak BAB, tolong saya dikasih obat, biasanya setiap pagi mesti BAB". Kasus semacam ini sangat banyak, sebagai apoteker tentu kita harus mampu memberikan penjelasan terkait kondisi ini dan tidak langsung memberi obat. Saat itu saya sarankan agar ditunggu sampai tiga hari dan bila tetap tidak BAB agar dibawa ke dokter.

Keesokan harinya sang bapak itu datang keapotek bila kemarin sore bayinya sudah dapat BAB meskipun tanpa apoteker harus beri obat. Disini peran apoteker sangat jelas bila apoteker adalah salah satu sumber informasi terkait kesehatan yang terpercaya. Bila saat itu apoteker mau membohongi tentu saja mereka mungkin juga tidak paham. Apakah hal semacam ini masih menunjukan apoteker hanya sekedar pedagang obat?

Bila ada pertanyaan seperti diatas, selalu saya katakan apoteker adalah tenaga kesehatan yang paling berkompeten dalam masalah terkait sediaan farmasi dan saya tunjukan apa yang bisa dilakukan apoteker dan apa yang akan didapatkan masyarakat dengan keberadaan apoteker. Oleh sebab itu sudah sepantasnya bila dalam pendirian apotek seharusnya dibebaskan dari biaya apa saja demi pemerataan apotek yang selanjutnya menjadi pemerataan kesehatan.

Sudah sepantasnya bila masyarakat disekitar saya menganggap apoteker sebagai pelayan kesehatan masyarakat yang mampu menolong orang banyak terkait keilmuannya. Dan bila pertanyaan diatas muncul, hanya karena masyarakat kurang memahami apa arti kesehatan secara benar yang disebabkan salah satunya karena derajat pendidikan ksehatan masyarakat yang umumnya masih rendah. Salah satu contoh lain dalam dunia kesehatan adalah, apakah mau seorang dokter didaerah yang masih suka pakai jurus suntik untuk meraih hati pasien disebut hanya sekedar sebagai tukang suntik?

Saya selalu mengatakan bila tugas apoteker adalah asuhan kefarmasian yang didalamnya ada sediaan kefarmasian. Sediaan kefarmasian disini bukan satu-satunya jenis pelayanan meskipun jasa kita saat ini masih dihargai dari sini. Pernah adik saya berkonsultasi kepada dokter gigi selama lebih dari 15 menit, kemudian adik saya bertanya "berapa dok?", sang dokter menjawab " ah tidak usah ". Bila dokter gigi hanya mau diberi jasa karena tindakannya yang salah satunya cabut gigi, apakah mau dokter gigi hanya disebut sebagai tukang cabut gigi?

Banyak contoh jawaban yang bisa kita berikan kepada yang bertanya terkait pertanyaan diatas, dengan memberikan contoh atas dasar apa yang telah kita lakukan diapotek yang menunjukan kita apoteker bukan pedagang obat. Apoteker adalah seperti apa kata dunia yang mana apoteker adalah tenaga kesehatan yang perannya semakin dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan, seperti kebutuhan akan tenaga kesehatan lain. Oleh karena itu sudah sepantasnya bila pemerintah mendorong pemerataan pelayanan kesehatan dibidang kefarmasian dengan semakin mempermudah pendirian apotek dan semakin menghilangkan biaya-biaya pendirian apotek agar peningkatan derajat kesehatan dapat dirasakan masyarakat dengan semakin mudah dan murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar