MENOLAK TAWARAN DETAILER
Beberapa waktu yang lalu saya menolak tawaran obat dari detailer. Saat itu sang detailer membawa kemasan produk yang ditawarkan, karena dari awal memang saya tidak tertarik, maka saya cuma lihat kemasan itu. Saya bolak balik dan tertera dalam kemasan obat "simpan pada suhu antara 25 -30 derajat C". Saya ngomong saja ke detailer "coba baca ini, suhu di negara kita rata-rata berapa? obat kamu rusak apa enggak?". Sang detaier spontan menjawab "rusak". Terus saya lanjutkan, "kalau rusak kenapa dijual?" sambil saya tertawa. sang detailer diam tersenyum.
Banyak pada kemasan obat yang tetera tentang cara penyimpanan pada suhu antara 25-30 derajat Celcius atau bahkan lebih rendah dari itu. Tetapi kenyataanya secara umum tak sesuai dengan suhu lingkungan negara kita. Dalam hal ini sebenarnya tidak ada kesalahan pada obat, bila obat mulai proses sampai siap digunakan pada masyarakat disimpan pada suhu tersebut.
Yang menjadi pertanyaan apakah mungkin? jawabnya secara umum adalah "hampir tidak mungkin". PBF mungkin bisa menyediaakan AC pada gudangnya, tetapi pada PBF kecil akan kesulitan untuk menyiapkan mobil box yang dilengkapi AC pada boxnya. Padahal mobil box yang dijemur saat parkir bisa jadi mempunyai suhu yang mendekati 50 derajat Celius.
Seandainya mobil box pengiriman obat di pasang AC, maka apotek, toko obat, warung-warung, toko kelontong dan lain-lain penjual obat tak mungkin semuanya dipasangi AC. Seandainya semua itu dipasangi AC, tak mungkin semua masyarakat yang menyimpan obat dirumah akan menyiapkan AC atau lemari pendingin.
Suhu penyimpanan obat terkait dengan stabilitas. Dan seharusnya kita mengadakan penelitian ulang terhadap stabilitas obat yang disesuaikan suhu diberbagai tempat di negara kita. Mungkin range suhunya diperluas sampai beberapa derajat diatas 30 derajat Celcius. Seperti kita ketahui, dengan kenaikan suhu berarti waktu stabilitas obat atau bahan obat turun. Stabilitas turun berarti obat lebih cepat rusak, dan jangan-jangan sebenarnya obat sudah rusak saat sampai dipasien meskipun tanggal kedaluwarsa pada kemasan belum terlampaui.
Oleh karena itu sudah seharusnya bila ISFI dan HISFARMA juga perguruan tinggi farmasi ikut mengadakan penelitian akan hal tersebut agar masa hidup obat menjadi lebih sesuai dengan yang ditulis di kemasan, yang selanjutnya akan menjadi masukan buat pemerintah . Dengan ikut melakukan penelitian yang berbasis profesi di apotek seperti di atas, baik secara kuantitas maupun kualitas, maka pengembangan profesi akan menjadi lebih sesuai kebutuhan.
Rabu, 02 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar