Senin, 30 Juni 2008

MASUKAN BILA PENERAPAN TATAP DILAKUKAN SECARA PARSIAL

MASUKAN BILA PENERAPAN TATAP DILAKUKAN SECARA PARSIAL



TATAP, Tiada Apoteker Tiada Pelayanan yang rencana akan diterapkan oleh Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah suatu kebutuhan. Yang mana setiap pihak membutuhkan penerapan TATAP, baik masyarakat, profesi, pengusaha farmasi dan pemerintah. Akan tetapi penerapannya harus didasarkan pada hal-hal yang rasional, yang salah satunya adalah kecukupan jumlah tenaga kesehatan apoteker dan pemerataan.

Bila TATAP diterapkan saat ini secara penuh kepada semua apotek, maka perhitungan kasar kebutuhan apoteker adalah jumlah apotek di kalikan 2-3. sebagai ilustrasi, satu minggu ada 14 sip (untuk apotek yang buka 7 hari dalam satu minggu), dan seorang apoteker bisa bekerja antara 5-6 sip. Dan perhitungan kebutuhan apoteker per apotek adalah 14 dibagi 5, hasilnya adalah 3 apoteker. Pada apotek yang buka 24 jam ada 21 sip yang membutuhkan sekitar 4 orang apoteker.

Bila TATAP diberlakukan secara langsung, mungkin kebutuhan apoteker belum tercukupi, maka salah satu solusinya adalah diberlakukannya penerapan TATAP secara parsial atau sebagian. Untuk itu ISFI dan HISFARMA harus melakukan pemetaan guna pemerataan dan memberikan nilai, mana daerah yang harus didahulukan. Salah satu urutan yang bisa saya usulkan bila TATAP diberlakukan awal tahun 2009 adalah :
1. Apotek yang baru buka di daerah perkotaan dipulau jawa yang dinyatakan sudah jenuh. dimulai awal tahun 2009.
2. Apotek yang sudah lama yang ada di daerah perkotaan yang ada dipulau jawa yang dinyatakan sudah jenuh. dimulai pertengahan tahun 2009.
3. Apotek baru yang buka didaerah kecamatan dipulau jawa yang dinyatakan sudah jenuh. dimulai pertengahan tahun 2009
4. Apotek yang sudah lama yang ada didaerah kecamatan dipulau jawa yang dinyatakan sudah jenuh. dimulai awal tahun 2010
5. Semua apotek harus sudah menerapkan TATAP pada pertengahan tahun 2010

Usulan saya ini baru bersifat empiris dan dikaji ulang dengan penelitian sebelum diterapkan. Sudah sewajarnya bila penelitian dalam hal semacam ini juga menjadi tanggung jawab ISFI dan HISFARMA demi pembangunan kesehatan. Hal-hal lain yang juga diperhatikan antara lain adalah tingkat pendidikan kesehatan masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat. Dan pada kedua hal tersebut justru akan meningkat bila TATAP diberlakukan. Karena TATAP membawa misi meningkatkan tingkat pendidikan kesehatan masyarakat yang selanjutnya akan meningkatkan derajat kesehatan. Pada derajat kesehatan yang tinggi maka tingkat ekonomi juga akan meningkat.

Yang perlu digaris bawahi dalam tulisan ini adalah, bagaimanapun juga TATAP adalah suatu kebutuhan bagi kita semua. Oleh karena itu ISFI harus secepatnya melakukan penelitian-penelitian dan kajian-kajian yang terkait TATAP demi tercapainya indonesia sehat 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar