Kamis, 12 Juni 2008

BPOM MEMBURU 54 JAMU BERBAHAYA

BPOM MEMBURU 54 JAMU BERBAHAYA

BPOM MEMBURU 54 JAMU BERBAHAYA, Berita koran SURYA kemarin tgl 11 juni. Banyaknya peredaran jamu berbahaya yang mengadung bahan berbahaya dikarenakan telah lunturnya seni pengobatan tradisional. Lunturnya seni pengobatan dan rasa kemanusiaan, yang melupakan keamanan pengguna obat tradisional atau jamu, yang mana salah satunya disebabkan sangat besarnya perputaran uang dalam bisnis pengobatan yang tidak banar ini, diperkirakan sampai 4 triliun rupiah. Pengobatan telah menjadi suatu bisnis dan seni pengobatan sering kali dikalahkan demi mengejar target keuntungan semata.
Suatu kesalahan dari kita semua yang mana para pengobat tradisonal tidak mendapat pembinaan yang baik dan pengobat tradisional sering kali juga tak mau dibina. Saat ini selain banyak beredar obat tradisional atau jamu berbahaya juga banyak beredar pengobat tradisional yang berbahaya pula. Karena pengobat tradisional tersebut menggunakan jamu berbahaya baik yang diracik sendiri atau orang lain, banyak pula pengobat tradisional yang mencoba menulis resep layaknya dokter dan menyarankan pasiennya menebus obat ke apotek.
Suatu langkah yang bagus yang dilakukan oleh BPOM dengan memburu jamu berbahaya, tetapi akan lebih baik lagi bila kita para apoteker juga bergerak dengan penyuluhan akan bahayanya penggunaan jamu yang mengandung bahan berbahaya. Berat memang tugas para apoteker ini karena terkait dengan merubah perilaku. Bila masyarakat sadar dengan bahaya jamu yang mengandung bahan berbahaya maka produk tersebut juga tidak akan laku dengan sendirinya.
Perilaku dari masyarakat pada umumnya adalah keinginan mendapatkan jamu yang ces pleng, atau jamu yang bereaksi cepat. Perilaku ini yang ditangkap sebagai peluang oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menjual bahan berbahaya dalam jamu.
Bagaimanapun obat tradisional adalah aset bangsa yang harus dijaga dan diselamatkan, oleh karena itu masayarakat harus disadarkan bila banyak pihak yang menjual bahan berbahaya dalam jamu. Dengan mengemas bahan berbahaya tersebut dalam jamu, maka masyarkat lebih mudah untuk dibodohi. Tugas apoteker sebagai salah satu pendidik kesehatan bangsa akan terlihat dengan berperan serta dalam upaya edukasi di apotek.
Sebagai pesan dari tulisan ini adalah tingkatkan peran apoteker di masyarakat dengan KIE demi kemajuan kesehatan bangsa dengan ikut pula mencerdaskan bangsa dalam pendidikan kesehatan bangsa. Juga marilah kita selamatkan masyarakat dari penjual bahan berbahaya yang dikemas dalam jamu, dengan edukasi yang baik lewat apotek. Dan semoga semangat sosial kia tidak luntur dan semoga kita semua menjadi pejuang kesehatan bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar