Rabu, 25 Juni 2008

MANA PENGHARGAAN BUAT APOTEKER?

MANA PENGHARGAAN BUAT APOTEKER?

Pertanyaan semacam ini sering dilontarkan oleh para apoteker yang enggan berpraktek profesi secara penuh diapotek. Bukannya para apoteker membutuhkan penghargaan yang sebesar-besarnya, tetapi hanya sekedar jasa profesi yang dapat memenuhi biaya hidup keluarganyapun susah didapatkan. Sebagian dari kita bukan enggan terus tidak mau berpraktek profesi, tetapi hanya membutuhkan jasa yang memadai yang setara dengan pekerjaan dan tanggung jawab. Bahkan beberapa apotek hanya menawarkan jasa profesi yang besarnya hanya dibawah angka UMR.

Sering kali saya bicara dengan teman-teman apoteker, bila pekerjaan seroang apoteker tidak hanya pekerjaan fisik diapotek saja, tetapi saat pulang dari apotekpun kita dituntut untuk bekerja demi apotek dengan belajar. Belajar untuk meningkatkan kualitas kita dan belajar untuk mengevaluasi pekerjaan kita. Semua teman setuju bila kita apoteker bekerja sehari adalah 6-8 jam fisik dan minimal 1 jam belajar dalam satu hari. Oleh karena itu biaya untuk eksistesi seorang apoteker tidak hanya sekedar biaya hidup, tetapi juga biaya untuk mendapatkan informasi. Bila kita hanya mendapatkan gaji sebesar UMR, maka kita hanya mendapatkan biaya hidup saja dan biaya untuk eksistensi seorang apoteker belum didapatkan. Sehingga kita dalam praktek profesi sering kali kurang pede, terutama yang ada didaerah.

Kita yang ada didaerah sering kali merasakan sulitnya mendapatkan informasi untuk mengembangkan profesi. Dan untungnya saat ini internet sudah bisa dibuka didaerah, bahkan dapat dibuka menggunakan hape. Tetapi untuk membuka informasi di internet tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sedikit pula, yang mana jasa profesi apoteker mungkin hanya akan habis hanya untuk membuka informasi saja, terutama untuk apoteker aktif. Kadang saya juga berfikir apa bedanya apoteker pintar dengan apoteker yang hanya tidur saja dirumah dalam hal jasa profesi? karena seringkali mereka juga mendapatkan jasa yang hampir sama. Padahal Apoteker yang aktif membutukan biaya opresional untuk praktek yang lebih besar, karena biaya untuk mendapatkan iformasi lebih besar dan jelas-jelas masyarakat sangat diuntungkan dengan keberadaannya.

Kadang saya sangat mengharapkan pemerintah bersama ISFI membuat aturan yang lebih baik dan akomodatif sesuai kebutuhan pelayanan. Karena dengan lebih akomodatif bisa membuat apoteker betah untuk berpraktek profesi secara penuh. Dengan berpraktek profesi secara penuh masyarakat tentunya akan sangat diuntungkan dan derajat kesehatan bangsa akan dapat ditingkatkan dengan sangat bermakna.

Kita tahu bila apoteker adalah salah satu profesi kesehatan yang sangat strategis dinegara kita, meskipun pemerintah masih menganggap apoteker hanya sebagai "pelengkap". Strategis karena apotek bisa menjadi sumber informasi obat yang dapat diakses oleh masyarakat dimana saja dan kapan saja secara gratis dan dapat dipercaya. Seperti saat ini pada apotek saya, saya memberikan semua bentuk informasi obat dan konseling secara gratis kepada masyarakat, meskipun terhadap obat yang bukan diambil dari apotek saya. Saya selama ini siap ditanya kapan saja selama apotek buka, bahkan kadang pada saat apotek tutupun ada yang masih bertanya tentang informasi obat.

Memang belum semua masyarakat mau menggunakan jasa apoteker untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan dan obat di apotek. Tetapi hal ini harus dibiasakan untuk masa depannya, yang mana apotek sebagai sarana kesehatan satu-satunya yang paling siap membantu pemerintah dalam hal informasi obat. Bahkan untuk tujuan penyuluhan apotek adalah yang paling efektif, karena penyuluhan sifatnya bisa privat.

Semacam penyuluhan KB misalnya, apoteker menjadi tenaga profesional yang sangat berkompeten pula. Dan kelebihan lain dari keberadaan apoteker diapotek dalam perannya membangun kesehatan bangsa adalah apoteker tidak perlu digaji pemerintah, dan pemerintah cukup hanya memfasilitasi saja.

Semoga kedepan apa yang menjadi kesulitan apoteker dalam berpraktek profesi mendapatkan penghargaan dari pemerintah berupa kemudahan-kemudahan dalam menjalankan profesi dan lindungan hukum yang lebih baik. Dan dari masyarakat, semoga apoteker lebih dipercaya dalam menyampaikan informasi obat sehingga para apoteker lebih semangat untuk belajar demi eksistensi profesinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar