Senin, 24 Maret 2008

PERAN APOTEKER DALAM PEMBERANTASAN TB

PERAN APOTEKER DALAM PEMBERANTASAN TB


Penyakit TB sulit diberantas meski banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah. Sulit bukan berarti tak bisa, tetapi memang membutuhkan biaya yang cukup besar dan strategi yang tepat.
Dari pengalaman menjadi konselor pasien TB di apotek, saya akan berbagi bagaimana letak peran serta apoteker dalam pemberantasan penyakit menular, utamanya TB. Bukan tugas ringan tetapi akan sangat mulia. Beratnya jadi konselor TB diapotek, karena salah satunya kita harus mengikuti perkebangan penyakit dan metode pengobatannya, padahal kita sering kali tidak terlalu diperhatikan dalam peran kita untuk ikut memberantas penyakit menular. Hal lainnya salah satunya adalah tidak ada biaya khusus atau jasa khusus yang diterimakan kepada kita akibat jerih payah kita, semoga Tuhan melapangkan rejeki yang banyak kepada kita.

Peluang Apotek Disertakan Dalam Program Pemberantasan Penyakit Menular
Apotek merupakan sarana kesehatan yang diisi oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dibidangnya. Sehingga apoteker diapotek tentu saja mempunyai peran yang cukup signifikan dalam pemberantasan penyakit menular yang membutuhkan obat sebagai salah satu metoda pemberantasannya. Peran yang diberikan tidak hanya karena penyerahan obatnya yang dijamin bagus oleh apoteker, tetapi juga pelayanan PIO dan konseling. Karena PIO dan konseling akan menjadikan pemahaman penyakit dan obat dari masyarakat atau pasien berkembang, dan tujuan pengobatan tercapai.
Langkah pemberantasan penyakit menular umumnya adalah kuratif dan prekuentif. Kuratif dengan mengobati dan prekuentif dengan penyuluhan, PIO dan konseling. Kelebihan dari peran serta apoteker dalam penyuluhan adalah dilakukan secara privat sehingga hasilnya lebih mudah dimengerti dan dipantau.

Strategi
Strategi yang dilakukan dalam pemberantasan penyakit menular TB dibagi menjadi dua, kuratif dan prekuentif.
1. kuratif adalah pemberian obat kepada pasien atas dasar resep dengan pemberian konseling yang cukup sesuai kondisi pasien.
2. prekuentif, adalah mencegah timbulnya penyakit atau penyebaran penyakit. Prekuentif dapat dilakukan antara lain dengan Konseling secara menyeluruh kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit dan bahayanya, meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat sekitar apotek dengan PIO.

Target
Yang menjadi target adalah anggota masyarakat sekitar apotek, diharapkan masyarakat memahami: manajemen penyakit, bahaya penyakit bagi dirinya sendiri dan orang lain, bahaya pemakaian obat dan lain sebagainya. Yang selanjutnya akan diikuti tidak berkembangnya penyakit TB baik ulangan atau baru dan bila ada kasus baru masyarakat akan cepat tanggap dalam mengambil tindakan.


Evaluasi
Evaluasi sederhana dan murah adalah dengan memantau kunjungan ke apotek yang menjadi salah satu indikator kepatuhan pasien meminum obat.

Ilustrasi
Sebelas tahun lalu saat awal saya buka apotek, sangat banyak pasien TB yang berkunjung termasuk dari pasien peserta ASKES. Sejak lima atau enam tahun lalu pasien TB dari peserta ASKES menghilang. Dari analisa saya adalah kesembuhan permanen yang dikarenakan pelayanan di apotek saya untuk penderita TB dilengkapi PIO dan konseling.
Untuk peserta non ASKES berkurang sangat banyak dikarenakan hampir semua pasien meminum obat dengan benar dan tuntas. Mengapa demikian? tentu karena peran semua pihak yang salah satunya adalah peran apoteker.

Tehnik Konseling Yang Sering Dilakukan Pada Kasus TB
Tehnik konselin yang sering dilakukan pada kasus TB saat penyerahan resep adalan pertanyaan terbuka yang antara lain sebagai berikut :
1. pertanyaan terbuka, kapan sakitnya?
2. pertanyaan terbuka, apakah dulu pernah sakit TB?
3. pertanyaan terbuka, bagaimana cara minum obatnya?
4. pertanyaan terbuka, kata dokter berapa lama penyakit sembuh?
5. pertanyaan terbuka, apakah minum obatnya rutin?
6. dsb.

Dari pertanyaan terbuka diatas dapat diambil tindakan yang berupa tehnik informasi al:
1. PIO apa yang kurang dari pasien dan apa yang harus diberikan?
2. bagaimana pemahaman penyakit dan bahaya penyakit, dan informasi apa yang harus ditambahkan?
3. berapa biaya total penyembuhan dan berapa biaya bila putus obat?
4. dll

Tehnik konseling pertanyaan terbuka inilah yang paling sering saya gunakan pada saat penyerahan resep TB, karena pertanyaan terbuka akan membuat pasien atau keluarga pasien memberikan informasi atau data yang sangat banyak yang kita perlukan untuk mengawali PIO. Kita tidak bisa asal memberikan informasi baik obat atau penyakit kepada pasien atau keluarga pasien, karena setiap pasien mempunyai latar belakang yang berbeda, oleh karena itu sebaikya kita juga memahami siapa pasien kita,
Yang diharapkan dengan peran serta apoteker dalam pemberantasan penyakit menular TB adalah INDONESIA BEBAS TB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar